Di zaman kayak begini, siapa yang tidak mengenal high heels ? Ya,
high heels adalah sepatu berhak tinggi, baik itu 3 cm, 5 cm, 7 cm, dll.
Penggunaan heels sudah menjadi tren yang biasa dikalangan kaum hawa.
Memang dari segi penampilan, seseorang terlihat lebih baik menggunakan
heels daripada menggunakan sendal biasa. Tetapi, ternyata ada bahaya
yang mengintip di balik sepatu-sepatu cantik itu, makanya jangan
memakai heels terlalu lama.
Untuk normalnya, heels dipakai dua jam sajah, namun seringkali seseorang memakai heels dalam jangka waktu panjang, entah karena tuntutan pekerjaan atau memang hobby memakai heels. Pemakaian high heels lebih dari dua jam justru akan berdampak buruk
, diantaranya :
Untuk normalnya, heels dipakai dua jam sajah, namun seringkali seseorang memakai heels dalam jangka waktu panjang, entah karena tuntutan pekerjaan atau memang hobby memakai heels. Pemakaian high heels lebih dari dua jam justru akan berdampak buruk
, diantaranya :
1. Iritasi dan Penebalan di Telapak Kaki
Iritasi dan penebalan di telapak kaki bisa terjadi dikarenakan
pemakaian high heels yang terlalu tinggi dan dalam waktu lebih dari dua
jam, karena telapak kaki terus bersinggungan dengan sepatu.
2. Penjepitan Jari Kaki
Ini bisa terjadi bila memakai high heels berujung sempit, bila
dilakukan dalam waktu lama, jari-jari kaki bisa membengkok atau
mengecil. Penjepitan jari kaki ini akan menyebabkan peredaran darah
disekitar kaki menjadi tidak lancar, sehingga mempengaruhi kesehatan
kaki.
3. Terkilir
Salah melangkah ketika mengenakan high heels bisa menyebabkan
terkilir, terutama didaerah ankle atau pergelangan kaki. Hal itu bisa
terjadi, karena ketika memakai high heels, keseimbangan tubuh kurang
stabil, sehingga resiko terkilir semakin besar. Untuk itu kita harus
mengetahui Cara Berjalan dengan High Heels yang Baik
4. Spasme Otot
Spasme atau kejang otot
bisa terjadi akibat pemakaian high heels lebih dari dua jam. Hal itu
terjadi karena peredaran darah di daerah kaki kurang lancar, sehingga
resiko untuk terjadinya kejang otot sangat besar.
5. Nyeri di Ujung Kaki
High
heels biasanya di desain dengan ujung ujung sempit dan runcing. hal itu
menyebabkan nyeri di ujung kaki. Rasa nyeri di kaki juga bisa
disebabkan oleh lecet akibat memakai high heels terlalu lama.
6. Nyeri Punggung
Nyeri punggung atau low back pain
bisa terjadi akibat pemakaian high heels dalam waktu lama. Sebab,
punggung harus terus berada dalam posisi tegak dalam waktu yang lama.
7. Otot Betis Kaku
Ketika berjalan, bagian yang berperan adalah lutut, betistibialis anterior, perioneus dan extensor digitorum berfungsi untuk mengangkat kaki. Sedangkan otot betis belakang terdiri atas gastrocnemiussoleus
yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan ke arah belakang. Sayangnya
ketika mengenakan high heels, tidak semua otot itu bekerja maksimal.
Akibatnya, ada bagian otot yang bekerja ekstra keras, sedangkan otot
yang lain kurang bekerja, sehingga betis jadi kaku.
dan pergelangan kaki. Semua bagian itu bekerja berkesinambungan.
Proses melangkah sendiri dimulai dari lutut, dilanjutkan betis,
kemudian pergelangan kaki, dan terakhir telapak kaki untuk menjejak.
Tapi yang paling berperan adalah otot-otot betis yang terdiri dari dua
bagian yaitu otot betis depan dan otot betis belakang. Otot betis depan
yang terdiri atas dan
Selain hal-hal diatas, masih ada lagi Hernia rahim atau orang awam mengenalnya dengan "Turun Berok".
Usai konferensi pers yang berlangsung di Ultimo Aesthetic & Dental Center, Dr. Liza Suzanna, Estetik Umum mengungkapkan, "Sepatu high heels bisa merusak banyak hal, karena ia membuat aliran darah tidak lagi lancar."
Menurut Dr.Liza, telapak kaki kita yang melintang, saat menapak pada lantai datar akan menopang keseluruhan berat tubuh, dengan titik berat terutama pada tumit. Namun, saat kita mengenakan sepatu hak tinggi, tumit terangkat, dan ujung kaki di bawah. Hal ini mengakibatkan seluruh berat badan kita bertumpu pada bagian tengah telapak kaki yang miring tadi, atau pada sepertiga belakang telapak kaki.
"Kita hidup dengan aliran darah di dalam tubuh yang mengalir dari atas ke bawah dan kembali lagi ke atas, dalam arti darah itu berputar di tubuh kita. Karena kita hidup di bumi yang memiliki gravitasi, darah yang mengalir ke bawah jadi lebih mudah. Sehari-harinya, tanpa kita mengenakan sepatu hak tinggi saja darah yang mengarah ke atas sudah cukup berjuang, bagaimana dengan dipakaikan sepatu hak tinggi? Darahnya jadi makin sulit mengalir lancar," jelas dr Liza lagi.
Awalnya, kita pikir mengenakan sepatu hak tinggi akan membuat otot pada bagian belakang tubuh terbentuk dan kencang, tak sedikit yang berpikir, hal itu akan menguatkan otot panggul serta organ bagian dalam. Ternyata tidak begitu, "Ya, bagian otot kaki dan bokong terasa kencang, tetapi di saat yang bersamaan, darah sulit mengarah ke sana, sementara tubuh butuh nutrisi yang ada di darah. Lama kelamaan, sepatu hak tinggi yang melemahkan pembuluh darah, bisa memicu varises, hemorrhoid (varises pada anus), osteoporosis, bahkan turun berok (hernia rahim), karena organ-organ tubuh kan butuh nutrisi dari darah, tetapi darahnya tidak lancar, ototnya jadi lemah."
Dr Liza menyarankan agar tidak selalu sering mengenakan sepatu berhak tinggi, khususnya yang lebih tinggi dari 3-5 cm. Sebaiknya kenakan bergantian dengan sepatu hak datar. Jika pun ingin mengenakan sepatu hak tinggi dan sangat tinggi, pastikan tidak terlalu lama, lalu ganti lagi.
Tak hanya bermasalah pada peredaran darah, terlalu sering mengenakan sepatu berhak tinggi juga bisa membuat otot pada betis memendek, dan ini akan berbahaya karena bisa menyebabkan sakit yang luar biasa".
Usai konferensi pers yang berlangsung di Ultimo Aesthetic & Dental Center, Dr. Liza Suzanna, Estetik Umum mengungkapkan, "Sepatu high heels bisa merusak banyak hal, karena ia membuat aliran darah tidak lagi lancar."
Menurut Dr.Liza, telapak kaki kita yang melintang, saat menapak pada lantai datar akan menopang keseluruhan berat tubuh, dengan titik berat terutama pada tumit. Namun, saat kita mengenakan sepatu hak tinggi, tumit terangkat, dan ujung kaki di bawah. Hal ini mengakibatkan seluruh berat badan kita bertumpu pada bagian tengah telapak kaki yang miring tadi, atau pada sepertiga belakang telapak kaki.
"Kita hidup dengan aliran darah di dalam tubuh yang mengalir dari atas ke bawah dan kembali lagi ke atas, dalam arti darah itu berputar di tubuh kita. Karena kita hidup di bumi yang memiliki gravitasi, darah yang mengalir ke bawah jadi lebih mudah. Sehari-harinya, tanpa kita mengenakan sepatu hak tinggi saja darah yang mengarah ke atas sudah cukup berjuang, bagaimana dengan dipakaikan sepatu hak tinggi? Darahnya jadi makin sulit mengalir lancar," jelas dr Liza lagi.
Awalnya, kita pikir mengenakan sepatu hak tinggi akan membuat otot pada bagian belakang tubuh terbentuk dan kencang, tak sedikit yang berpikir, hal itu akan menguatkan otot panggul serta organ bagian dalam. Ternyata tidak begitu, "Ya, bagian otot kaki dan bokong terasa kencang, tetapi di saat yang bersamaan, darah sulit mengarah ke sana, sementara tubuh butuh nutrisi yang ada di darah. Lama kelamaan, sepatu hak tinggi yang melemahkan pembuluh darah, bisa memicu varises, hemorrhoid (varises pada anus), osteoporosis, bahkan turun berok (hernia rahim), karena organ-organ tubuh kan butuh nutrisi dari darah, tetapi darahnya tidak lancar, ototnya jadi lemah."
Dr Liza menyarankan agar tidak selalu sering mengenakan sepatu berhak tinggi, khususnya yang lebih tinggi dari 3-5 cm. Sebaiknya kenakan bergantian dengan sepatu hak datar. Jika pun ingin mengenakan sepatu hak tinggi dan sangat tinggi, pastikan tidak terlalu lama, lalu ganti lagi.
Tak hanya bermasalah pada peredaran darah, terlalu sering mengenakan sepatu berhak tinggi juga bisa membuat otot pada betis memendek, dan ini akan berbahaya karena bisa menyebabkan sakit yang luar biasa".
copy from : www.veesandc.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar