Pages

Selasa, 15 November 2011

MENGENANG TRAGEDI POSO

Awal Mula Tragedi Poso – Masih ingatkah Anda tragedi berdarah yang terjadi di Poso? Palu, Sulawesi Tengah. Tragedi sadis tersebut tentu masih meninggalkan bekas luka yang mendalam bagi masyarakat Indonesia pada umumnya. Sebenarnya apa akar permasalah Tragedi Poso yang sebenarnya? Nah jika anda masih bertanya-tanya tentang hal tersebut, pada kesempatan ini awalmula.com berbagi informasi mengenai tragedy poso. Seperti yang dikutip lapmidenpasar.s5.com bahwa akar Masalah Tragedi Poso adalah Agama.
Banyak teori yang beredar mengenai akar masalah tragedi kemanusiaan yang terjadi di Poso. Teori yang banyak dikenal masyarakat adalah masalah pembagian kekuasaan dan sebab agama. Keduanya mempunyai dasar-dasar bukti untuk memperkuat teori masing-masing.
Teori pertama didukung oleh sebagian dari tokoh masyarakat Poso dan Palu yang ditemui Laskarjihad.or.id. Mereka memandang tragedi Poso ini berasal dari power sharing di Poso sendiri. Proses Politik yang menyebabkan pejabat teras di Poso dihuni oleh orang-orang yang seluruhnya beragama Islam dituding sebagai alasan pecahnya tragedi Poso.
Pendapat ini dibantah dengan dua kenyataan yang ada. Kenyataan pertama adalah sejarah yang terjadi di Poso. Sebelum tahun 1995 Poso tidak pernah rusuh walaupun yang menjadi pejabat teras semuanya adalah orang-orang Kristen. Damainya Poso waktu itu, menunjukkan kaum Muslimin tidak pernah mempermasalahkan tentang pembagian kekuasaan, tandas Najmuddin Ramly, Ketua PP Pemuda Muhammadiyah. Kedua adalah kesimpulan dari alasan pertama, yaitu Kristen menolak jika pejabat Poso dikuasai oleh Islam seluruhnya.
Teori yang kedua menyatakan bahwa tragedi Poso terjadi karena sebab agama. Pendapat ini diperkuat oleh alasan pembagian kekuasaan diatas. Selain itu ada beberapa kenyataan lain yang mendukung teori ini. Menurut Tajwin Ibrahim, SH, Ketua Serikat Paralegal Muslim (SPM), ada beberapa poin yang menjadi indikasi adanya pengaruh agama dalam pecahnya tragedi kemanusiaan di Poso.
Tajwin melihat bahwa program Kristenisasi yang mereka terapkan telah merubah strateginya. Selama puluhan tahun mereka menempuh jalur ‘halus’ ternyata gagal dengan semakin kecilnya prosentase umat Kristen di Kabupaten Poso. Karena gagal dengan cara ‘halus’ , kemudian menempuh cara kekerasan dengan berusaha mengusir kaum Muslimin yang ada di kabupaten Poso.
Indikasi pertama pengaruh agama adalah adanya Laskar Kristus yang berusaha memasuki kota Poso pada tragedi jilid I, 28 Desember 1998. Laskar yang dipimpin oleh Herman Parimo itu memakai alasan akan mengadakan pawai natal. Pengumpulan massa dan pengadaan persenjataan tidak mungkin ada, tanpa persiapan terlebih dahulu dan hal itu pun tidak akan mungkin berjalan tanpa restu dari tokoh agama Kristen.
Indikasi kedua adalah tuntutan tidak realistis dari 171 pendeta kepala pemerintah untuk mendirikan Kabupaten Pamona. Tuntutan ini berusaha membagi wilayah Poso berdasarkan agama. Secara de facto hal ini sebenarnya sudah terwujud di Tentena, Kecamatan Pamona Utara. Dimana kaum Mulim tidak bisa masuk kesana.
Dan mereka menghendaki, kota kabupaten Poso dibagi menjadi dua, sebagian daerah menjadi milik Kristen. Jika hal ini sampai dipenuhi, besoknya mngkin mereka akan menuntut daerahnya menjadi negara sendiri.
Indikasi ketiga adanya pemaksaan untuk masuk Kristen terhadap umat Islam yang mereka tawan. Dalam kasus ini, Tajwin Ibrahim menyontohkan seorang Imam Masjid yang dipaksa masuk Kristen. Saat ini Imam tersebut berada di Palu. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi mereka sebenarnya adalah Kristenisasi, hanya saja dikemas dalam baju kerusuhan SARA.
Indikasi keempat adanya anggapan Gereja dunia atas gagalnya Tentena menjadi Pusat Kristenisasi di daerah Sulawesi sebelum terjadi tragedi kemanusiaan di Poso. Opini ini berkembang berdasarkan data dari PBB yang menunjukkan bahwa jumlah umat Kristen di Kabupaten Poso menurun dari 75% menjadi hanya sekitar 30%. Ini suatu kegagalan bagi mereka yang akhirnya menempuh cara kekerasan, tandas Tajwin.
Dari beberapa sumber, Laskarjihad.or.id mendapat informasi bahwa pada saat perayaan natal di Tentena yang menghadirkan tokoh-tokoh gereja dari seluruh dunia, mereka dikejutkan dengan adanya suara adzan di Tentena. Hal ini menimbulkan kemarahan tokoh-tokoh Gereja tersebut dan menganggap Tentena telah gagal dalam program Kristenisasinya.
Indikasi kelima adalah keterlibatan pihak Gereja. Diantaranya sewaktu ada pengiriman delegasi Tana poso untuk rekonsiliasi yang dikomandoi GKST (Gereja Kristen Sulawesi Tengah). Damanik menolak saat mobilnya akan diperiksa. “Ini tentu saja ada apa-apanya. Terbukti setelah itu pecah peristiwa Buyung Katedo”, Tutur Tajwin.
“Ini Hanya sebagian dari bukti kuat, kentalnya faktor agama di dalam tragedi Poso. Masih banyak lagi kasus lain yang menunjukkan hal itu,” Tandasnya. (Sumber: lapmidenpasar.s5.com)
Kronologi Tragedi Poso
Ini adalah keronologis Tragedi Poso yang terakhir, kerusuhan yang terjadi untuk ketiga kalinya, dengan rentetan kejadian-kejadian sebagai berikut :
Senin 22 Mei 2000
Berjaga-Jaga
Suatu ketika terbetik berita bahwa pasukan crusader dengan menggunakan seragam ninja akan melakukan aksi dendam terhadap warga muslim di Poso, dan malam itu segenap warga berjaga-jaga untuk mewaspadai timbulnya kemungkinan-kemungkinan yang tidak diharapkan. Mereka membuat pos-pos kewaspadaan secara suka-rela guna membantu tugas aparat menjaga keamanan kota.
Ditidurkan Oleh Petugas Pemda Serta Aparat
Sekitar Pk. 21.00 malam : Pemda Poso mengeluarkan pengumuman melaui mobil unit penerangan yang dikawal oleh mobil dinas camat Poso-kota serta mobil patroli Polisi. Mengumumkan kepada segenap masyarakat muslim kota Poso dan sekitarnya, bahwa berdasarkan laporan dari camat Pamona-Utara serta Polsek Pamona utara, tidak membenarkan (membantah) isyu adanya massa yang turun dari Tentena untuk menyerang warga Muslim di Kota Poso. Selanjutnya dalam pengumuman tersebut dikatakan ; Dan diharapkan kepada masyarakat Poso dan sekitarnya supaya tenang, dan keamanan dijamin oleh Muspida Poso dan aparat keamanan setempat.
Selasa 23 Mei 2000
Serangan Itu Datang Saat Warga Terpulas Dalam Lelap
Dalam embun yang dingin itu, dari balik bukit yang melingkari sebagian kota Poso, ayam-ayam hutan mulai berkokok merdu dan lantang membangunkan warga muslim disekitarnya untuk berwudhu dan menyembah Tuhan diwaktu subuh.
Bersamaan dengan itu terdengar dentingan-dentingan hingar bingar suara tiang-tiang listrik yang sengaja diketuk bertubi-tubi sebagai isyarat bahwa barisan sang angkara murka telah memasuki pintu gerbang kota Poso.
Warga muslim yang masih gelagapan dari lelap dikala itu merasa sangat bingung dan sedikit panik, dikarenakan ibadah tempur dan ibadah sholat datang pada waktu yang bersamaan. Beberapa saat muslim-muslim itu masih dalam kebimbangan untuk memilih apa yang harus didahulukan antara berjihad atau sholat subuh, disebabkan kedua masalah itu merupakan ibadah wajib. Momentum tersebutlah yang dimanfaatkan pasukan ninja yang dipimpin oleh seorang residivis bernama Kornelis Tibo melancarkan aksi biadab merek. (Sumber: tragediposo.blogspot.com)

JEMBATAN AMPERA

Jembatan Ampera adalah sebuah jembatan di Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Jembatan Ampera, yang telah menjadi semacam lambang kota, terletak di tengah-tengah kota Palembang, menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi.
Jembatan ini dibangun diatas sungai Musi dengan panjang 1.177 meter, lebar 22 meter dan tinggi diatas permukaan air 11, 50 meter, dengan dana pampasan perang dari Pemerintah Jepang atas perintah Soekarno pada bulan April 1962 dan diresmikan Mei 1965.

Orang menyebutnya Jembatan AMPERA karena pemakaiannya secara resmi dilakukan pada saat masa menegakkan Orde Baru yang sebelumnya bernama Jembatan "Musi". Jembatan AMPERA berarti jembatan Amanat Penderitaan Rakyat.

Bagian tengan jembatan ini dulu dapat diangkat dan dilalui kapal yang tingginya maksimum 44,50 meter , sedangkan bila tidak diangkat hanya 9 meter, namun pada saat ini mobilitas penduduk semakin tinggi dan jumlah kendaraan bertambah banyak serta dasar lain yang bersifat teknis maka pada tahun 1977 jembatan tersebut tidak dapat lagi dinaikkan bagian tengahnya. Pada tahun 2004 jembatan ini direnovasi. 

LAWANG SEWU



Lawang Sewu merupakan sebuah gedung di Semarang, Jawa Tengah yang merupakan kantor dari Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907. Terletak di bundaran Tugu Muda yang dahulu disebut Wilhelminaplein.
Masyarakat setempat menyebutnya Lawang Sewu (Seribu Pintu) dikarenakan bangunan tersebut memiliki pintu yang sangat banyak. Kenyataannya, pintu yang ada tidak sampai seribu. Bangunan ini memiliki banyak jendela yang tinggi dan lebar, sehingga masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu (lawang).
Bangunan kuno dan megah berlantai dua ini setelah kemerdekaan dipakai sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) atau sekarang PT Kereta Api Indonesia. Selain itu pernah dipakai sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV/Diponegoro) dan Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Perhubungan Jawa Tengah. Pada masa perjuangan gedung ini memiliki catatan sejarah tersendiri yaitu ketika berlangsung peristiwa Pertempuran lima hari di Semarang (14 Oktober - 19 Oktober 1945). Gedung tua ini menjadi lokasi pertempuran yang hebat antara pemuda AMKA atau Angkatan Muda Kereta Api melawan Kempetai dan Kidobutai, Jepang. Maka dari itu Pemerintah Kota Semarang dengan Surat Keputusan Wali Kota Nomor. 650/50/1992, memasukan Lawang Sewu sebagai salah satu dari 102 bangunan kuno atau bersejarah di Kota Semarang yang patut dilindungi.
Saat ini bangunan tua tersebut telah mengalami tahap konservasi dan revitalisasi yang dilakukan oleh Unit Pelestarian benda dan bangunan bersejarah PT Kereta Api Persero
Sejarah Bangunan Lawang Sewu Lawang Sewu adalah salah satu bangunan bersejarah yang dibangun oleh pemerintahan kolonial Belanda, pada 27 Februari 1904. Awalnya bangunan tersebut didirikan untuk digunakan sebagai Het Hoofdkantoor van de Nederlansch Indische Spoorweg Maatscappij (NIS) atau Kantor Pusat Perusahan Kereta Api Swasta NIS. Sebelumnya kegiatan administrasi perkantoran NIS dilakukan di Stasiun Samarang NIS. Namun pertumbuhan jaringan perkeretaapian yang cukup pesat, dengan sendirinya membutuhkan penambahan jumlah personil teknis dan bagian administrasi yang tidak sedikit seiring dengan meningkatnya aktivitas perkantoran. Salah satu akibatnya kantor pengelola di Stasiun Samarang NIS menjadi tidak lagi memadai. NIS pun menyewa beberapa bangunan milik perseorangan sebagai jalan keluar sementara. Namun hal tersebut dirasa tidak efisien. Belum lagi dengan keberadaan lokasi Stasiun Samarang NIS yang terletak di kawasan rawa-rawa hingga urusan sanitasi dan kesehatan pun menjadi pertimbangan penting. Kemudian diputuskan untuk membangun kantor administrasi di lokasi baru. Pilihan jatuh ke lahan yang pada masa itu berada di pinggir kota berdekatan dengan kediaman Residen. Letaknya di ujung Bodjongweg Semarang (sekarang Jalan Pemuda), di sudut pertemuan Bodjongweg dan Samarang naar Kendalweg (jalan raya menuju Kendal). NIS mempercayakan rancangan gedung kantor pusat NIS di Semarang kepada Prof. Jacob F. Klinkhamer (TH Delft) dan B.J. Ouendag, arsitek yang berdomisili di Amsterdam. Seluruh proses perancangan dilakukan di Negeri Belanda, baru kemudian gambar-gambar dibawa ke kota Semarang. 




Melihat dari cetak biru Lawang Sewu tertulis bahwa site plan dan denah bangunan ini telah digambar di Amsterdam pada tahun 1903. Begitu pula kelengkapan gambar kerjanya dibuat dan ditandatangi di Amsterdam tahun 1903.

NASIB PARA PEJUANG VETERAN INDONESIA

Usia kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-66 nampaknya belum memberikan pengaruh positif bagi para pejuang veteran.  Nasib para pejuang veteran di Kabupaten Ogan Ilir saat ini masih memprihatinkan. Pada hari tua, sebagian besar para pejuang hidup dalam serba kekurangan, sementara perhatian pemerintah daerah masih sangat minim.

Ketua DPC Persatuan Purnawirawan ABRI (PEPABRI) Ogan Ilir, Sodikun mewakili para veteran mengatakan, kondisi kehidupan para veteran, khususnya di kantong permukiman veteran seperti di Transat Desa Purnajaya Kecamatan Indralaya Utara masih jauh dari kata layak.
“Mereka umumnya masih menggantungkan hidup hanya dari bantuan pemerintah pusat ataupun propinsi yang jumlahnya minim. Sedangkan mereka tidak kuat lagi bekerja dengan kondisi sebagian sudah banyak yang pikun,” tuturnya usai menghadiri peringatan HUT RI ke-66 tingkat kabupaten di lapangan Polsek Indralaya, Rabu (17/8/2011)
Sedangkan bantuan dari Pemkab, lanjutnya, sejauh ini untuk menunjang hidup belum ada. Bahkan, menuju tempat permukiman veteran masih dalam keadaan rusak berat dan sulit dilalui bila musim hujan tiba. “Mungkin sekarang pemkab belum mampu,” keluhnya.
Namun, dirinya berharap, pemkab dapat membangunkan sebuah gerbang atau tugu saat memasuki permukiman veteran. Sekedar mengingatkan kepada generasi penerus, daerah tersebut merupakan basis pejuang yang masih ada. “Veteran juga menginginkan dapat dibangunkan gedung juang sebagai tempat veteran, pejuang’45 dan penerus saling berkomunikasi dan berkumpul,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Wilson melalui Kabid Pemberdayaan Syarkowi, mengakui pemkab masih memiliki keterbatasan untuk membantu para veteran. “Selama ini, sudah kita usulkan agar veteran memperoleh bantuan Rp300 ribu perbulan, namun belum teralisasi,” tuturnya.
Namun, sambungnya, diantara pejuang sudah ada yang diumrohkan oleh pemerintah, sebagai bentuk penghargaan atas jasa-jasanya. Mengenai soal gedung jaung, pihaknya akan menyampaikan aspirasi tersebut ke atasan, namun tidak sekarang mungkin tahun 2012 mendatang.
Saat disinggung jumlah veteran yang tersisa, Syarkowi menjelaskan, saat ini jumlah veteran di OI yang terdata sebanyak 488 orang, dengan jumlah yang masih hidup sekitar 30 persen lagi. “Konsentrasinya ada di Desa Purnajaya dan Tanjung Raja,” ungkapnya.
Terpisah, Wakil Ketua Komisi IV H. Darwin Harja mengakui perhatian terhadap veteran masih minim, pihaknya dalam waktu dekat akan mengusulkan kepada bupati agar veteran ini dapat lebih diperhatikan kesejahteraannya. “Ya, jangan setiap 17 Agustus saja, mereka diundang untuk upacara, namun setelahnya dilupakan,” tuturnya singkat.

Nasib veteran cenderung diabaikan di negeri ini. Kesejahteraan para pejuang Tanah Air ini kerap dikesampingkan. Penghasilan mereka pun bahkan di bawah UMR. Mereka pun menuntut perbaikan nasib dan pemakaman yang layak.

Lima organisasi veteran mendatangi Komisi I DPR di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (1/2/2007). Kelimanya adalah Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI), Perhimpunan Purnawirawan Angkatan Darat (PPAD), Perhimpunan Purnawirawan Angkatan Udara (PPAU), Perhimpunan Purnawirawan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Pepabri), dan Badan Kontak Purnawirawan Angkatan Laut (BKPAL).

Mereka menuntut diberikan perumahan, asuransi kesehatan, pemakaman yang layak, dan minta dibuatkan undang-undang oleh DPR.

Mereka minta dibuatkan UU karena UU Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) telah dicabut melalui keputusan MK tahun 2006. Makanya mereka meminta agar ada peraturan baru untuk mengatur nasib para veteran ini.

Saat ini ada sekitar 32 ribu jumlah prajurit dan PNS veteran. Tetapi pemerintah hanya menyediakan 16 ribu rumah dinas.Sekitar 1.300 rumah masih dihuni oleh purnawirawan. Jadi banyak veteran yang tidak memiliki rumah tinggal.

Mereka juga menuntut perbaikan gaji pensiun para veteran. Para veteran ini sudah mengabdi 30 tahun, tapi hanya mendapat pensiun Rp 700 ribu per bulan.Masih di bawah UMR.

Mereka hanya mengeluh dan meratapi nasib mereka yang berjuang membebaskan kita dari jajahan bangsa manapun, dengan mempertaruhkan jiwa dan raga mereka.

PUNCAK JAYAWIJAYA



Pegunungan Jayawijayapegunungan yang terbentang memanjang di tengah provinsi Papua Barat dan PapuaIndonesia) hingga Papua Newguinea di Pulau Irian. Deretan Pegunungan yang mempunyai beberapa puncak tertinggi di Indonesia ini terbentuk karena pengangkatan dasar laut ribuan tahun silam. Meski berada di ketinggian 4.800 mdpl, fosil kerang laut, misalnya, dapat dilihat pada batuan gamping dan klastik yang terdapat di Pegunungan Jayawijaya. Karena itu, selain menjadi surganya para pendaki, Pegunungan Jayawijaya juga menjadi surganya para peneliti geologi dunia. adalah nama untuk deretan (
Pegunungan Jayawijaya juga merupakan satu-satunya pegunungan dan gunung di Indonesia yang memiliki puncak yang tertutup oleh salju abadi. Meskipun tidak seluruh puncak dari gugusan Pegunungan Jayawijaya yang memiliki salju. Salju yang dimiliki oleh beberapa puncak bahkan saat ini sudah hilang karena perubahan cuaca secara global.

Menurut teori geologi, awalnya dunia hanya memiliki sebuah benua yang bernama Pangea pada 250 juta tahun lalu. Benua Pangea pecah menjadi dua dengan membentuk benua LaurasiaEurasia. Benua Eurasia pecah kembali menjadi benua Gonwana yang di kemudian hari akan menjadi daratan Amerika Selatan, Afrika, India, dan Australia. dan benua
Pengendapan yang sangat intensif terjadi di benua Australia, ditambah terjadinya tumbukan lempeng antara lempeng Indo-Pasifik dengan Indo-Australia di dasar laut. Tumbukan lempeng ini menghasilkan busur pulau, yang juga menjadi cikal bakal dari pulau dan pegunungan di Papua.
Akibat proses pengangkatan yang terus-menerus, sedimentasi dan disertai kejadian tektonik bawah laut, dalam kurun waktu jutaan tahun menghasilkan pegunungan tinggi seperti yang bisa dilihat saat ini.
Bukti bahwa Pulau Papua beserta pegunungan tingginya pernah menjadi bagian dari dasar laut yang dalam dapat dilihat dari fosil yang tertinggal di bebatuan Jayawijaya.

SAIL BELITUNG



Kapal yacht yang mengambil bagian dalam Sail Indonesia kini melanjutkan perjalanan mereka melalui perairan Indonesia lainnya ke lepas pantai timur Sumatera Selatan. Tujuan kapal-kapal tersebut adalah ke barat ke Pulau Belitung di Provinsi Bangka-Belitung.
Kapal-kapal yacht tersebut dimungkinkan tiba di Belitung pada awal Oktober namun puncak Sail Belitung akan berlangsung pada 5-12 Oktober 2011. Akan tetapi, serangkaian kegiatan telah berlangsung sejak April lalu.
Sebelumnya kapal-kapal ini mengawali perjalanan mereka dari Pelabuhan Darwin Australia kemudian berlayar ke barat laut ikut ambil bagian dalam Sail Wakatobi. Kapal yacht yang berpartisipasi siap disambut oleh kemegahan dan keramahan hangat masyarakat Belitung yang dikenal sebagai Pulau Laskar Pelangi.
Mengusung tema “Clean Ocean for the Future”, Sail Belitung akan diisi oleh berbagai acara menarik seperti: Yacht Rally dan Yacht Race, atraksi jet ski, pameran produk olahan laut, Singapore-Belitung Cruise, kompetisi memancing nasional, kompetisi menyelam nasional, festival laut dan layangan, parade kapal nelayan, kompetisi photografi bawah laut, serta dan pemecahan rekor dunia Guinness World Record yaitu bermain catur di dalam air. Seluruh rangkaian kegiatan akan berlangsung pada 10 Oktober 2011, dimana Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan menghadirinya.
Rangkaian acara dilengkapi Seminar Internasional Wisata Bahari dengan topik  “Marine Tourism Destination Management for Sustainable Development". Seminar tersebut yang diadakan di Hotel Novotel, Pangkalan Baru, pada 21-22 September 2011. Di antara pembicara dalam seminar ini antara lain: DR. Cesar Castaneda (CED), Prof DR. Ir. Chafid Fandeli, MS, Prof DR. Dietriech G. Bengen, DR. Supraktikno, David Sanders, DR. rer.nat. Dadang K. Mihardja, Budi Setiawan, James McPaul, Walikota Wakatobi, dan Konsul Jenderal Seychelles Nico Barito.
Sementara itu,  perlombaan kapal layar yang merupakan kegiatan utama dalam Sail Belitung akan mengambil tempat di Pantai Tanjung Kelayang. Acaranya berlangsung pada 5-12 Oktober 2011. Dalam tanggal yang sama, akan ada juga kegiatan sosial-kesehatan bertajuk “Operasi Surya Bhakti Bhaskara Jayayang akan diadakan di Pulau Bangka dan Belitung untuk 483 pasien.
Di samping seluruh kegiatan utama, ada juga kegiatan pendukung lainnya yang akan berlangsung pada 1-19 Oktober, di antaranya: East Belitung Fair di Kabupaten Belitung Timur, aktifitas konservasi pantai di Pangkalpinang, kompetisi barongsai memperebutkan piagam presiden, kompetisi renang Selat Nasik, serta kompetisi voli Pantai Asia Pasifik.

MENGENAL KEBUDAYAAN SUKU BADUY

 Provinsi Banten memiliki masyarakat tradisional yang masih memegang teguh adat tradisi yaitu Suku Baduy. Suku Baduy mendiami kawasan Pegunungan Keundeng, tepatnya di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Masyarakat Baduy memiliki tanah adat kurang lebih sekitar 5.108 hektar yang terletak di Pegunungan Keundeng. Mereka memiliki prinsip hidup cinta damai, tidak mau berkonflik dan taat pada tradisi lama serta hukum adat. Kadang kala suku Baduy juga menyebut dirinya sebagai orang Kanekes, karena berada di Desa Kanekes. Mereka berada di wilayah Kecamatan Leuwidamar. Perkampungan mereka berada di sekitar aliran sungai Ciujung dan Cikanekes di Pegunungan Keundeng. Atau sekitar 172 km sebelah barat ibukota Jakarta dan 65 km sebelah selatan ibu kota Serang. Masyarakat suku Baduy sendiri terbagi dalam dua kelompok.
Kelompok terbesar disebut dengan Baduy Luar atau Urang Panamping yang tinggal disebelah utara Kanekes. Mereka berjumlah sekitar 7 ribuan yang menempati 28 kampung dan 8 anak kampung. Sementara di bagian selatannya dihuni masyarakat Baduy Dalam atau Urang Tangtu. Diperkirakan mereka berjumlah 800an orang yang tersebar di Kampung Cikeusik, Cibeo dan Cikartawana. Kedua kelompok ini memang memiliki ciri yang beda. Bila Baduy Dalam menyebut Baduy Luar dengan sebutan Urang Kaluaran, sebaliknya Badui Luar menyebut Badui Dalam dengan panggilan Urang Girang atau Urang Kejeroan. Ciri lainnya, pakaian yang biasa dikenakan Baduy Dalam lebih didominasi berwarna putih-putih. Sedangkan, Baduy Luar lebih banyak mengenakan pakaian hitam dengan ikat kepala bercorak batik warna biru. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, masyarakat yang memiliki konsep inti kesederhanaan ini belum pernah mengharapkan bantuan dari luar. Mereka secara mandiri dengan cara bercocok tanam dan berladang. Selain itu mereka menjual hasil kerajinan seperti Koja dan Jarog(tas yang terbuat dari kulit kayu), tenunan berupa selendang, baju, celana, ikat kepala, sarung, golok, parang dan berburu. Masyarakat Baduy sangat taat pada pimpinan yang tertinggi yang disebut Puun. Puun ini bertugas sebagai pengendali hukum adat dan tatanan kehidupan masyarakat yang menganut ajaran Sunda Wiwitan peninggalan nenek moyangnya. Setiap kampung di Baduy Dalam dipimpin oleh seorang Puun, yang tidak boleh meninggalkan kampungnya. Pucuk pimpinan adat dipimpin oleh Puun Tri Tunggal, yaitu Puun Sadi di Kampung Cikeusik, Puun Janteu di Kampung Cibeo dan Puun Kiteu di Cikartawana. Sedangkan wakilnya pimpinan adat ini disebut Jaro Tangtu yang berfungsi sebagai juru bicara dengan pemerintahan desa, pemerintah daerah atau pemerintah pusat. Di Baduy Luar sendiri mengenal sistem pemerintahan kepala desa yang disebut Jaro Pamerentah yang dibantu Jaro Tanggungan, Tanggungan dan Baris Kokolot. Keberadaan masyarakat Baduy sendiri sering dikaitkan dengan Kerajaan Sunda (Pajajaran) di abad 15 dan 16. Saat itu, kerajaan Pajajaran yang berlokasi di Bogor memiliki pelabuhan dagang besar di Banten, termasuk alamnya perlu diamankan. Nah, tugas pengamanan ini dilakukan oleh pasukan khusus untuk mengelola kawasan berhutan lebat dan berbukit di wilayah Gunung Kendeng tersebut. Keberadaan pasukan ini yang diyakini sebagai cikal bakal suku Baduy. Ada pula yang mempercayai awal kebedaraan suku Baduy, merupakan sisa-sisa pasukan Pajajaran yang setia pada Prabu Siliwangi. Mereka melarikan diri dari kejaran pasukan Sultan Banten dan Cirebon. Namun pada akhirnya, mereka dilindungi Kesultanan Banten dan diberi otonomi khusus.

MENGENAL FENOMENA ANAK INDIGO

 Sekarang ini sering kita dengar tentang anak indigo, bahkan tidak jarang kita temui anak-anak dengan kelebihan ini di sekitar kita. Telah banyak ahli yang meneliti mengenai karakteritik atau ciri sifat yang membedakan antara anak indigo dengan anak normal yang lain. Untuk itu tidak ada salahnya jika kita mengetahui tentang karakteritik dan perilaku seperti apa yang sering ditunjukkan oleh anak indigo ini.

Anak indigo merupakan generasi baru yang terlahir di dunia ini. Anak ini memiliki karakteristik yang unik yang membedakan dengan generasi sebelumnya. Istilah indigo ini mengindikasikan aura dalam warna kehidupan. Kata indigo sendiri diambil dari nama warna yaitu indigo, yang dikenal sebagai warna biru sampai violet. Indigo sendiri juga terkait dengan indera keenam yang terletak pada cakra mata ketiga yang menggambarkan intuisi dan kekuatan bathin yang luar biasa tajam di atas kemampuan orang kebanyakan. Banyak dari mereka memiliki kelebihan dengan bakat yang luar biasa atau secara akademis berprestasi. Anak yang mengalami indigo ini mampu menunjukkan empati yang sangat dalam dan mudah merasa iba, serta tampak bijaksana untuk anak seusianya.

Anak indigo datang ke dunia dengan berbagai misi. Kebanyakan dari mereka merupakan pendobrak suatu tatanan yang salah. Mereka bertugas meluruskan ketidakbenaran dan ketidaksesuaian yang terjadi disekelilingnya. Hal ini ditunjukkan dengan perilaku mereka yang tidak patuh dan kesulitan dalam menjalankan dengan sistem yang ada, misalnya saja penolakan dan sikap kaku terhadap system pendidikan yang ada.

Anak indigo juga sering menunjukkan perilaku memberontak terhadap suatu otoritas, tidak patuh terhadap aturan atau adat, kesulitan dalam mengelola emosinya, sensitive atau rapuh. Tidak jarang pula anak menunjukkan sikap yang sangat dingin dan tidak punya perasaan. Terkadang orang akan melabel anak dengan indikasi gangguan ADD (attention deficit disorder). Bentuk perilaku tersebut terkadang menyebabkan kesulitan bagi anak-anak ini dalam melewati masa kanak-kanak, bahkan dalam melewati masa remaja (Chapman. 2006).

Menjadi indigo tidaklah mudah, tapi hal itu merupakan suatu tugas yang harus dijalankan. Anak indigo merupakan salah satu orang yang hadir dan membawa hal yang baru terhadap suatu kemajuan di bumi ini.

Jan Yordy seorang terapis yang menuliskan tentang anak indigo mencoba mengkategorikan karakteristik anak indigo yang sering ditemui :

- Memiliki keinginan yang kuat, mandiri dengan melakukan apa yang ada di pikirannya daripada mematuhi kehendak orangtua

- Bijaksana dan memiliki tingkat kesadaran dan kebersamaan yang melebihi pengalamannya;

- Secara emosi, mereka dapat dengan mudahnya bereaksi sehingga tidak jarang mereka memiliki permasalahan dengan kecemasan, depresi atau stress;

- Kreatif dalam berpikir dengan menggunakan otak kanan namun tetap harus berusaha belajar dengan menggunakan otak kiri terutama pada sistem di sekolah;

- Anak indigo sering didiagnosis mengalami ADD atau ADHD saat mereka menunjukkan perilaku impulsive (otak mereka memproses informasi lebih cepat) dan mereka harus tetap bergerak agar selalu fokus;

- Anak ini sangatlah peka dan dapat melihat, mendengar atau mengetahui sesuatu hal yang tidak dimiliki orang kebanyakan;

- Anak-anak ini belajar secara visual dan kinestetik, mereka dapat mengingat apa yang terekam dalam otak dan menciptakan melalui tangan;

- Apabila keinginan anak tidak terpenuhi, maka anak merasa kesulitan dan menjadi self centered. Meskipun hal ini bukanlah sifat sebenarnya;

- Anak memiliki potensi dan bakat yang luar biasa, namun dapat hilang begitu saja jika tidak sesuai dengan bentuk pengasuhan.

Dalam menangani anak indigo ini yang perlu diperhatikan adalah bahwa mereka memiliki kesulitan dalam mengelola emosinya. Pada beberapa anak hal ini disebabkan karena permasalahan kecemasan, kemungkinan perilaku obsesif kompulsif atau kepanikan yang berlebih (panic attack). Penyebab lain muncul karena mereka berusaha keras untuk belajar dan memahami cara yang masih tradisional atau kebiasaan rutin. Sehingga tidak jarang bagi mereka akan memiliki self esteem yang rendah dan mudah menyerah dalam mengerjakan yang diberikan (tugas sekolah misalnya). Terkadang beberapa anak indigo menunjukkan reaksi kemarahan, depresi, bahkan menyakiti diri sendiri yang berlebih yang tidak dapat dijelaskan secara logis bahkan menakutkan bagi orangtuanya.

Anak indigo memiliki getaran energi yang tinggi dengan pola yang menetap, yang kemudian ditunjukkan dengan aura warna indigo pada tubuhnya. Getaran tertinggi ini menciptakan perbedaan terhadap fungsi tubuh dan otak pada anak indigo. Kebanyakan dari mereka berpikir dengan menggunakan otak kanan. Saat stress anak kemudian mengembangkan pengaturan dalam otak, yang mengenyampingkan pemikiran logis dan proses berpikir rasional, sehingga muncul reaksi emosional yang berlebih. Ada pula anak yang menunjukkan dengan perilaku marah, kesedihan atau ketakutan yang mendalam bahkan kecemasan yang berlebih.

Memahami energi dasar dan mampu mengamati keadaan energi pada saat anak sedang tidak stabil sangatlah membantu bagi orang tua atau terapis, terutama saat bekerja sama dengan anak ini. Diperlukan adanya pemahaman dasar mengenai energi dengan mengajarkan pada mereka cara melindungi diri. Hal lain yang tidak kalah penting yaitu dengan mengajarkan anak indigo dan orang tuanya terhadap teknik dalam menyeimbangkan energi dan cara untuk mengurangi tingkat stress pada anak, sehingga anak tidak terpengaruh pada energi yang negatif.



Indigo berasal dari bahasa Spanyol yang berarti nila. Warna ini kombinasi antara warna biru dan ungu yang diidentifikasikan melalui cakra tubuh yang memiliki spectrum warna pelangi dari merah sampai ungu.Anak indigo adalah anak – anak yang memiliki aura dominant berwarna nila yang menghadirkan intuisi, fisik dan kemampuan yang berbakat serta memiliki pusat energi yang atraktif, yaitu energi mata ketiga yang terletak di tengah dahi di antara kedua alis mata, disinilah letak pusat indera ke enam atau extra sensor perception.

Istilah aura sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti energi yang riang, gembira, disebut juga badan bioplasmik yang mengandung energi sinar elektro magnetic yang disebut biogetic ray, Prana, chi atau tenaga dalam. Energi elektromagnetik yang disebut aura ini berbentuk sinar yang berada di bawah empat oktaf dari kemampuan penglihatan kasat mata manusia yang hanya bisa diketahui dengan mesin aura generasi terbaru bernama Aura Video Station.

Anak Indigo memiliki old soul sehingga dalam kesehariannya tidak jarang menunjukkan sifat orang dewasa. Anak – anak ini memiliki kesadaran yang lebih tinggi. Anak Indigo memiliki karakteristik khusus dan luar biasa dalam bidang intuisional, IQ dan EQ ( emotional quotient ).

15 ciri – ciri anak indigo :
  1. Adanya sikap selalu ingin berbagi
  2. Sulit menerima otoritas mutlak tanpa alasan yang masuk akal
  3. Tidak mau menunggu giliran
  4. Tidak merespon aturan – aturan kaku
  5. Tidak malu untuk meminta apa yang dibutuhkan
  6. Mempunyai sifat yang sangat sensitive dan emosional
  7. Cenderung hiperaktif
  8. Secara jasmani sensitive, rapuh dan mudah sakit – sakitan
  9. Mereka menghayati hak keberadaannya di dunia ini dan heran bila ada yang menolak keberadaannya.
  10. Dirinya bukanlah yang utama, sering kali menyampaikan siapa jati dirinya kepada orang tuanya
  11. Sering merasa kecewa jika menghadapi ritual dan hal – hal yang tidak memerlukan pemikiran yang kreatif
  12. Seringkali menemukan cara – cara yang lebih tepat dalam menghadapi masalah, baik di sekolah maupun di rumah, sehingga terkesan nonkonformisitis terhadap system yang berlaku
  13. Tampak anti social dan terasing
  14. Mereka memerlukan orang dengan kondisi stabil disekelilingnya
  15. Mereka mempunyai kemampuan kekuatan batin dan metafisika yang sangat bagus, sehingga dapat membaca secara harfiah pikiran seseorang

TRAGEDI SEMANGGI

sejarah nasional indonesia yang menggemparkan jiwa

 

Pada bulan November 1998 pemerintahan transisi Indonesia mengadakan Sidang Istimewa untuk menentukan Pemilu berikutnya dan membahas agenda-agenda pemerintahan yang akan dilakukan. Mahasiswa bergolak kembali karena mereka tidak mengakui pemerintahan ini dan mereka mendesak pula untuk menyingkirkan militer dari politik serta pembersihan pemerintahan dari orang-orang Orde Baru.

Masyarakat dan mahasiswa menolak Sidang Istimewa 1998 dan juga menentang dwifungsi ABRI/TNI karena dwifungsi inilah salah satu penyebab bangsa ini tak pernah bisa maju sebagaimana mestinya. Benar memang ada kemajuan, tapi bisa lebih maju dari yang sudah berlalu, jadi, boleh dikatakan kita diperlambat maju. Sepanjang diadakannya Sidang Istimewa itu masyarakat bergabung dengan mahasiswa setiap hari melakukan demonstrasi ke jalan-jalan di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Peristiwa ini mendapat perhatian sangat besar dari dunia internasional terlebih lagi nasional. Hampir seluruh sekolah dan universitas di Jakarta, tempat diadakannya Sidang Istimewa tersebut, diliburkan untuk mecegah mahasiswa berkumpul. Apapun yang dilakukan oleh mahasiswa mendapat perhatian ekstra ketat dari pimpinan universitas masing-masing karena mereka di bawah tekanan aparat yang tidak menghendaki aksi mahasiswa. Sejarah membuktikan bahwa perjuangan mahasiswa tak bisa dibendung, mereka sangat berani dan jika perlu mereka rela mengorbankan nyawa mereka demi Indonesia baru.
Pada tanggal 12 November 1998 ratusan ribu mahasiswa dan masyrakat bergerak menuju ke gedung DPR/MPR dari segala arah, Semanggi-Slipi-Kuningan, tetapi tidak ada yang berhasil menembus ke sana karena dikawal dengan sangat ketat oleh tentara, Brimob dan juga Pamswakarsa (pengamanan sipil yang bersenjata bambu runcing untuk diadu dengan mahasiswa). Pada malam harinya terjadi bentrok pertama kali di daerah Slipi dan puluhan mahasiswa masuk rumah sakit. Satu orang pelajar, yaitu Lukman Firdaus, terluka berat dan masuk rumah sakit. Beberapa hari kemudian ia meninggal dunia.
Esok harinya Jum'at tanggal 13 November 1998 ternyata banyak mahasiswa dan masyarakat sudah bergabung dan mencapai daerah Semanggi dan sekitarnya, bergabung dengan mahasiswa yang sudah ada di depan kampus Atma Jaya Jakarta. Jalan Sudirman sudah dihadang oleh aparat sejak malam hari dan pagi hingga siang harinya jumlah aparat semakin banyak guna menghadang laju mahasiswa dan masyarakat. Kali ini mahasiswa bersama masyarakat dikepung dari dua arah sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dengan menggunakan kendaraan lapis baja.
Jumlah masyarakat dan mahasiswa yang bergabung diperkirakan puluhan ribu orang dan sekitar jam 3 sore kendaraan lapis baja bergerak untuk membubarkan massa membuat masyarakat melarikan diri, sementara mahasiswa mencoba bertahan namun saat itu juga terjadilah penembakan membabibuta oleh aparat dan saat di jalan itu juga sudah ada mahasiswa yang tertembak dan meninggal seketika di jalan. Ia adalah Teddy Wardhani Kusuma, merupakan korban meninggal pertama di hari itu.
Mahasiswa terpaksa lari ke kampus Atma Jaya untuk berlindung dan merawat kawan-kawan dan masyarakat yang terluka. Korban kedua penembakan oleh aparat adalah Wawan, yang nama lengkapnya adalah Bernadus R Norma Irawan, mahasiswa Fakultas Ekonomi Atma Jaya, Jakarta, tertembak di dadanya dari arah depan saat ingin menolong rekannya yang terluka di pelataran parkir kampus Atma Jaya, Jakarta. Mulai dari jam 3 sore itu sampai pagi hari sekitar jam 2 pagi terus terjadi penembakan terhadap mahasiswa di kawasan Semanggi dan saat itu juga lah semakin banyak korban berjatuhan baik yang meninggal tertembak maupun terluka. Gelombang mahasiswa dan masyarakat yang ingin bergabung terus berdatangan dan disambut dengan peluru dan gas airmata. Sangat dahsyatnya peristiwa itu hingga jumlah korban yang meninggal mencapai 15 orang, 7 mahasiswa dan 8 masyarakat. Indonesia kembali membara tapi kali ini tidak menimbulkan kerusuhan.
Anggota-anggota dewan yang bersidang istimewa dan tokoh-tokoh politik saat itu tidak peduli dan tidak mengangap penting suara dan pengorbanan masyarakat ataupun mahasiswa, jika tidak mau dikatakan meninggalkan masyarakat dan mahasiswa berjuang sendirian saat itu. Peristiwa itu dianggap sebagai hal lumrah dan biasa untuk biaya demokrasi. "Itulah yang harus dibayar mahasiswa kalau berani melawan tentara".
Betapa menyakitkan perlakuan mereka kepada masyarakat dan mahasiswa korban peristiwa ini. Kami tidak akan melupakannya, bukan karena kami tak bisa memaafkan, tapi karena kami akhirnya sadar bahwa kami memiliki tujuan yang berbeda dengan mereka. Kami bertujuan memajukan Indonesia sedangkan mereka bertujuan memajukan diri sendiri dan keluarga masing-masing. Sangat jelas!

BUDAYA BATIK INDONESIA




Batik merupakan warisan nenek moyang Indonesia ( Jawa ) yang sampai saat ini masih ada. Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Namun saat ini batik tidak hanya popular di Indonesia saja, tetapi sudah dapat dijumpai di negara-negara lain di dunia seperti Malaysia. Thailand, India bahkan di Afrika. Meskipun demikian batik yang berasal dari Indonesia khususnya Jawa masih sangat terkenal dibandingkan batik dari daerah lain.
Mantan Presiden RI Suharto pernah memperkenalkan batik ke dunia internasional yaitu pada saat menghadiri Konferensi PBB beliau memakai baju batik. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing. Bahkan sampai saat ini, beberapa motif batik tadisional hanya dipakai oleh keluarga keraton Yogyakarta dan Surakarta.
Kita mengenal jenis batik tulis dan batik cap. Batik tulis dibuat dengan menggunakan alat yang dinamakan canting. Proses pembuatan batik tulis ini relatif lebih lama dibandingkan dengan batik cap, yaitu sekitar 2 – 3 bulan. Sedangkan untuk batik cap hanya membutuhkan waktu sekitar 2 – 3 hari dan biasanya prosesnya memakai alat berupa cap yang terbuat dari tembaga.
Akhir-akhir ini batik kembali menjadi tren mode di Indonesia, tidak hanya kaum tua saja yang gemar memakai batik, kaum muda juga sudah banyak yang mengenakan busana batik di berbagai kesempatan. Nah…. saatnya kita melestarikan budaya bangsa, jangan sampai nanti ada negara lain lagi yang mengklaim batik adalah budaya asli dari negara tersebut

Rabu, 02 November 2011

-KONFLIK ORGANISASI-


KONFLIK ORGANISASI



Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyar
Zaman berubah dengan pesat. Semua bidang, seperti ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, mengalami kemajuan (advancement) yang signifikan. Globalisasi di era post-modern dan kemajuan teknologi informasi (informatics technology) ternyata sangat berpengaruh bagi masyarakat, baik secara pribadi (personal), maupun dalam soal dinamika kelompok.
Seiring dengan progresivitas tersebut, konflik pun tetap omnipresent. Artinya, konflik ada di mana saja, kapanpun waktunya, siapapun kita. Dalam organisasi apapun dimana kita terlibat di dalamnya, pasti bakal berhadapan dengan konflik. Semakin besar organisasi, semakin rumit pula keadaannya. Semua aspek, akan mengalami kompleksitas, baik alur informasi, pengambilan keputusan, pendelegasian wewenang, sumberdaya manusia dan sebagainya.
Dari aspek sumber daya manusia (SDM) misalnya, dapat diidentifikasi berbagai kompleksitas. Contohnya, kompleksitas jabatan, kompleksitas tugas, kompleksitas tanggung jawab, kompleksitas kedudukan, kompleksitas status, kompleksitas hak, kompleksitas wewenang dan lain-lain. Kompleksitas ini dapat merupakan sumber potensial terjadinya konflik. Sebab, setiap manusia yang terlibat dalam organisasi, memiliki keunikan sendiri-sendiri, berbeda latar belakang, berbeda karakter, berbeda visi, berbeda tujuan hidup, berbeda motivasi kerja dan lain-lain.
Sebagian besar kalangan menganggap bahwa, semua konflik yang terjadi, pasti berdampak negatif. Dalam hal ini, konflik itu sama saja dengan kutuk. Mungkinkah efek dari konflik yang berlaku itu justru sebaliknya, berimplikasi positif? Dalam hal ini, menjadi berkat bagi perkembangan kepribadian setiap orang yang mengalami konflik. Seterusnya menjadi berkat bagi perjalanan suatu organisasi, baik institusi pemerintahan maupun perusahaan. Dapat dikategorikan dalam jenis konflik apakah, konflik yang dialami oleh pegawai UNIMA, tatkala pimpinan universitas membuat kebijakan yang menyatakan bahwa, pegawai yang tidak datang tepat waktu, atau pulang sebelum berakhirnya waktu kerja, tidak berhak atas uang transportasi?
Justru itu, dalam orasi ini, saya akan membahas konflik (definisi konflik, pandangan terhadap konflik, jenis-jenis konflik), bagaimana konflik itu muncul (faktor-faktor penyebab timbulnya konflik), bagaimana menyelesaikan konflik (model-model pengelolaan konflik), dan yang paling utama adalah, untuk menjawab : apakah konflik itu berkat atau kutuk?
KONFLIKKata ‘Konflik’ itu berasal dari bahasa Latin ‘Confligo’, yang terdiri dari dua kata, yakni ‘con’, yang berarti bersama-sama dan ‘fligo’, yang berarti pemogokan, penghancuran atau peremukan. Kata ini diserap oleh bahasa Inggris (dalam, Webster, 1974 : 213), menjadi ‘Conflict’ yang berarti a fight, struggle, a controversy, a quarrel, active opposition, hostility (pertarungan, perebutan kekuasaan, persengketaan, perselisihan, perlawanan yang aktif, permusuhan). Casell Concise English Dictionary (1989), mendefinisikan konflik sebagai a fight, a collision; a struggle, a contest; opposotion of interest, opinions or purposes; mental strife, agony. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta, 1976 : 519), kata "konflik" berarti "pertentangan" atau "percekcokan". Konflik atau pertentangan bisa terjadi pada diri seseorang (konflik internal) ataupun di dalam kalangan yang lebih luas. Dalam organisasi istilahnya menjadi "konflik organisasi" (organizational conflict).
Para ahli memberikan definisi yang berbeda tentang konflik organisasi, sesuai dengan sudut tinjauan masing-masing. Berikut beberapa definisi konflik :
1. Sebagai Proses, Robbins (1994 : 451) menyebut konflik as a process in which an effort is purposely made by A to offset the efforts of B by some form of blocking that will result in frustrating B in attaining his or her goals or furthering his or her interests.
2. Sebagai Pertentangan, pengertian DuBrin (1984 : 346), mengacu pada pertentangan antar individu, kelompok atau organisasi yang dapat meningkatkan ketegangan sebagai akibat yang saling menghalangi dalam pencapaian tujuan.
3. Sebagai Perilaku, Tjosfold (dalam Champoux, 1996 : 295), memandang Konflik dalam organisasi sebagai perilaku yg berlawanan dan bertentangan.
4. Sebagai Hubungan, Martinez dan Fule (2000 : 274) menyatakan konflik adalah suatu hubungan yang terjadi antara dua orang, kelompok, organisasi maupun golongan.
5. Sebagai Situasi, Nelson dan Quick (1997 : 178) melihat konflik sebagai suatu situasi dimana tujuan, sikap, emosi dan tingkah laku yang bertentangan menimbulkan oposisi dan sengketa antara dua kelompok atau lebih.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari berbagai pendapat di atas, ialah bahwa konflik adalah suatu proses yang bermula dari konflik laten (terpendam). Jika tidak diselesaikan akan berkembang dan membahayakan organisasi. Kemudian, Konflik juga adalah suatu perilaku beroposisi. Artinya, orang yang terlibat konflik akan melakukan hal-hal yang menentang atau menghalangi usaha lawan. Terakhir, Konflik adalah suatu hubungan yang selalu terjadi pada setiap manusia selama dia melakukan hubungan.
Ada suatu kesepakatan, bahwa konflik dilatarbelakangi oleh adanya ketidakcocokan atau perbedaan dalam hal nilai, tujuan, status, dan budaya. Secara rinci, konflik organisasi adalah situasi dimana terjadi pertentangan atau ketidaksesuaian antara dua orang (paling sedikit), atau dua pihak sehingga hubungan terganggu.

MEMAHAMI KONFLIK DALAM ORGANISASI
Konflik merupakan bagian dari setiap organisasi yang tak terelakkan atau tak bisa dihindari. Hal ini disebabkan oleh kompleksnya sifat manusia (human nature), kompleksnya hubungan antarmanusia (human relationship) dan kompleksnya struktur organisasi (organizational structures). Konflik itu bisa saja diredam, namun tidak bisa dihilangkan. Hal yang bijak bagi seorang Manajer adalah : mengidentifikasi dan memahami konflik, belajar menghadapi, berusaha mengelola serta menyelesaikan konflik.
Bila konflik dikelola secara konstruktif bisa menelorkan pembelajaran (learning), pertumbuhan (growth), perubahan (change), dan hubungan-hubungan (relationships). Namun bila tidak dikelola dengan baik, bakal menjadi pengganggu pelaksanaan kegiatan organisasi.
PANDANGAN TENTANG KONFLIKTerdapat perbedaan pandangan terhadap peran konflik dalam kelompok atau organisasi. Ada yang berpendapat bahwa konflik harus dihindari atau dihilangkan, sebab jika dibiarkan akan merugikan organisasi. Pendapat lain mengatakan bahwa jika konflik dikelola sedemikian rupa, maka konflik itu akan membawa keuntungan bagi kelompok atau organisasi. Inilah yang disebut sebagai the conflict paradox, dimana di satu sisi konflik dianggap dapat meningkatkan kinerja kelompok, sementara banyak kelompok atau organisasi malah berupaya meminimalisir konflik.
Saya akan mengurai beberapa pandangan, terhadap konflik dalam organisasi :
1. Pandangan Tradisional (the traditional view). Pandangan ini berasumsi bahwa semua konflik berkonotasi negative, dan berbahaya bagi pencapaian tujuan organisasi. Sebab, konflik menghalangi koordinasi dan kerja sama tim untuk mencapai tujuan.
2. Pandangan aliran hubungan kamanusiaan (the human relations view). Pandangan ini menganggap bahwa konflik adalah hal biasa dalam interaksi antara individu dan kelompok dalam organisasi, yang adakalanya berguna bagi organisasi. Di sini, konflik mengangkat kinerja kelompok.
3. Pandangan Interaksionis (the interctionist view). Menurut pandangan ini, konflik bisa dimanfaatkan untuk kemajuan organisasi. Sebab, tanpa konflik, organisasi akan statis, apatis dan tidak tanggap pada kebutuhan pegawai, bahkan tidak termotivasi melakukan evaluasi diri dan inovasi. Karenanya, peran manajer perlu diaktifkan untuk membuat konflik yang terarah dan harmonis, sehingga merangsang semangat dan kreativitas kelompok.

Stoner dan Freeman (1992 : 551) mendikotomi konflik, yakni :
1. Pandangan lama (old view), yang berasumsi bahwa tugas manajemen ialah melenyapkan konflik.
2. Pandangan baru (current view), yang berasumsi bahwa tugas manajemen ialah mengelola tingkat konflik dan penyelesaiannya, untuk mencapai kinerja yang optimal. Kedua pandangan ini, dibagi berdasarkan lima aspek, yakni :
- Cara pandang terhadap konflik. Pandangan lama menganggap Konflik dapat dicegah/dihindari, sementara yang baru menganggap konflik tak terelakkan/dihindari.
- Faktor penyebab timbulnya konflik. Pandangan lama menganggap Konflik disebabkan oleh kesalahan-kesalahan manajemen dalam mendesain dan mengelola organisasi, sementara yang baru menyebut disebabkan oleh banyak faktor, seperti struktur organisasi, perbedaan tujuan, persepsi, nilai-nilai dan sebagainya.
- Pengaruh konflik terhadap kinerja. Pandangan lama menyatakan konflik mengacaukan organisasi dan mencegah pencapaian tujuan yang optimal, sementara yang baru mempercayai konflik mempengaruhi kinerja organisasi dalam pelbagai kegiatan (in varying degres).
- Fungsi manajemen. Pandangan lama menilai manajemen bertugas mengeliminir konflik, sementara yang baru menganggap bahwa manajemen bertugas mengelola dan mengatasi konflik, sehingga tercapai kinerja yang optimal.
Bagaimana perlakuan terhadap konflik untuk mencapai kinerja optimal. Pandangan lama percaya bahwa untuk mencapai kinerja yang optimal, konflik harus dihilangkan. Sementara pandangan yang baru yakin bahwa untuk mencapai kinerja organisasi yang optimal, membutuhkan tingkat konfli



Jenis-jenis Konflik Dalam Organisasi
Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel dikenal ada lima jenis konflik yaitu konflik intrapersonal, konflik interpersonal, konflik antar individu dan kelompok, konflik antar kelompok dan konflik antar organisasi.
1. Konflik Intrapersonal
Konflik intrapersonal adalah konflikseseorang dengan dirinya sendiri. Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus. Sebagaimana diketahui bahwa dalam diri seseorang itu biasanya terdapat hal-hal sebagai berikut:
  • Sejumlah kebutuhan-kebutuhan dan peranan-peranan yang bersaing
  • Beraneka macam cara yang berbeda yang mendorong peranan-peranan dan kebutuhan-kebutuhan itu terlahirkan.
  • Banyaknya bentuk halangan-halangan yang bisa terjadi di antara dorongan dan tujuan.
  • Terdapatnya baik aspek yang positif maupun negatif yang menghalangi tujuan-tujuan yang diinginkan.
Hal-hal di atas dalam proses adaptasi seseorang terhadap lingkungannya acapkali menimbulkan konflik. Kalau konflik dibiarkan maka akan menimbulkan keadaan yang tidak menyenangkan.
Ada tiga macam bentuk konflik intrapersonal yaitu :
1.    Konflik pendekatan-pendekatan, contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama menarik.
2.    Konflik pendekatan – penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama menyulitkan.
3.    Konflik penghindaran-penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan pada satu hal yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus.
2. Konflik Interpersonal
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara duaorang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Konflik interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam perilaku organisasi.
Karena konflik semacam ini akan melibatkan beberapa peranan dari beberapa anggota organisasi yang tidak bisa tidak akan mempngaruhi proses pencapaian tujuan organisasi tersebut.
3. Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompok
Hal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh dapat dikatakan bahwa seseorang individu dapat dihukum oleh kelompok kerjanya karena ia tidak dapat mencapai norma-norma produktivitas kelompok dimana ia berada.
4. Konflik antara kelompok dalam organisasi yang sama
Konflik ini merupakan tipe konflik yang banyak terjadi di dalam organisasi-organisasi. Konflik antar lini dan staf, pekerja dan pekerja – manajemen merupakan dua macam bidang konflik antar kelompok.
5. Konflik antara organisasi
Contoh seperti di bidang ekonomi dimana Amerika Serikat dan negara-negara lain dianggap sebagai bentuk konflik, dan konflik ini biasanya disebut dengan persaingan.Konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah menyebabkan timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi baru dan servis baru, harga lebih rendah dan p12

cara menyelesaikan konflik

- koersi / paksaan, yaitu proses mengurangi konflik dengan cara paksaan dari pihak yang kuat terhadap
pihak yang lemah.
- kompromi yaitu dimana masing-masing pihak saling mengurangi tuntutannya. yang ini sepertinya emang
efektif, dari pada konflik berlanjut ke arah yang lebih gak ngenakin, kayaknya cara terbaik emang
lebih baik kalau kita saling ngurangin tuntutan kita, biar lebih adem dikit..
- arbitasi yaitu dengan melibatkan pihak ke tiga yang keputusannya dari pihak ke tiga yang bersifat mengikat.
kalau kita emang udah gak percaya satu sama lain, kayaknya emang lebih baik kita nyerahinnya ke pihak ke tiga.


- toleransi : saling menghormati dan menghargai pendirian masing-masing pihak. wah kalau semua orang kayak gini
mungkin gak ada yang namanya konflik.
- mediasi : menyelesaikan konflik melalui pihk ke tiga yang bersifat netral. kalau emang konflik mau di selesain
dari pihak ke tiga, kita juga harus pilih-pilih, harus dari pihak ke tiga yang bersifat netral.
- konvensi : cara menyelesaian konflik dimana salah satu pihak bersedia mengalah. sedikit orang yang
menempuh cara ini, kenapa? karena menurut mereka lebih baik kalah dari pada ngalah, itu pikiran yang musti kita
ilangin, kalau dengan mengalah sesuatu menjadi lebih baik, so.. kenapa kita gak ngalah untuk sesuatu yang
lebih baik itu.
- konsiliasi : orang nyebut ini perundingan. dengan mempertemukan kedua pihak dalam sebuah perundingan kayaknya
ini emang cara terbaik, kebanyakan sebuah konflik selesai karena mereka saling ngomong satu sama lain, saling ngomong
apa yang gak ngenakin buat mereka, dan cari solusi terbaik buat mereka.
- adjudikasi : penyelesaian konflik melalui jalan hukum / pihak yang berwenang. dengan cara ini keputusan hukum mutlak
harus diterima apapun keputusannya.
- stalemate : seimbang, dan berhenti pada satu titik.
- segregasi : saling menghindar satu sama lain. kalau emang gak kepingin tuh konflik panjang kayaknya cara
terbaik adalah dengan menghindar, tapi jika kita terus menghindar konflik juga ga akan selesai, ini hanya meredam untuk
sementara.
_ displacement : mengalihkan konflik ke obyek lain agar tidak terlalu terfokus pada konflik itu.
- cease fire : melakukan peperangan dalam jangka waktu tertentu sambil mengupayakan penyelesaian konflik. kalau dengan saling sharing,
saling menghindar, dll masih belum bisa menyelesaikan konflik bahkan malah semakin ngebuat situasi tambah panas, gak bisa nahan emosi
yang semakin meluap-luap , perang aja sambil ngupayain penyelesaian meski yang ada juga cuma korban.
emanfaatan sumber daya secara lebih efisien.


cara menyelesaikan konflik organisasi
Ketahanan menghadapi tekanan dalam berorganisasi : cenderung melakukan kesalahan yang tidak perlu ketika stress

Meningkatkan ketahanan menanggung stress :
1. Rencana positif
2. Optimisme
3. Punya rasa mengendalikan keadaan
4. Jangan mabil pusing pada hal remeh
5. Hati-hati dengan dramatisasi
6. Semangat mencari solusi
Indicator stress buruk : jika berpengaruh negarif secara fisik maupun emosional

Cara menyelesaikan konflik dalam organisasi :
1. menyatakan pendapat dengan menghormati pendapat lain
2. mengendalikan emosi para anggota
3. bekerja sama menemukan solusi untuk menyelesaikan konflik
4. mengendalikan egois para anggota
5. seorang pemimpin harus memberikan ketegasan dan kebranian untuk mengambil keputusan dan peka terhadap kebutuhan.
6. Seorang pemimpin harus berinisiatif mencari jalan keluar masalah tersebut.