Pages

Rabu, 18 April 2012

subwayyyyyyy

Didera kemacetan lalu lintas siang-malam di jalan raya juga bisa terkena gangguan jiwa. Perhatikan saja bila sedang berada di tengah kemacetan, lalu ada pengendara membunyikan klakson berulang-ulang. Dapat kita maklumi yang bersangkutan sedang kehilangan akal sehatnya alias stres.
Menyikapi upaya pemerintah pusat dan Pemprov DKI Jakarta bersama investor membagun mass rapit transit (MRT), subway atau kereta bawah tanah, tanpa basa basi kita dukung 100 persen!  Bila disodorkan pilihan membangun  tol baru dalam kota, maka dengan tegas menyatakan tidak karena kita memilih subway!
Tol bukan jaminan lalu lintas bisa lancar. Buktinya, sejak Jakarta dilengkapi tol, kemacetan makin menyeruak di mana-mana. Banyak orang terangsang memiliki kendaraan pribadi. Implikasinya luas. Negara tahun ini menanggung beban Rp 100 triliun hanya untuk menyubsidi pembelian BBM. Pemilik mobil paling banyak menikmati subsidi BBM.
Gubernur Fauzi Bowo kemarin menyetujui prinsip pembangunan subway. Tender dokumen digelar pertengahan 2011, sedangkan pengerjaan fisiknya mulai 2012. Pembangunan subway tahap I, rute Lebak Bulus-Hotel Indonesia dilengkapi 13 stasiun. 7 Stasiun berada dipermukaan tanah yakni di Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, H. Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja. Stasiun di bawah tanah terletak di sekitar Masjid Al-Azhar, Istora Senayan, Bendungan Hilir, Setia budi , Dukuh Atas dan Bundaran Hotel Indonesia.
Tahap II, subway dibangun menghubungkan Stasiun Bundaran Hotel Indonesia dengan kawasan Kota Tua, Beos. Pada bagian lain pemerintah pusat kerjasama dengan Jepang juga membangun subway Bodetabek yang koneks dengan subway di Jakarta.
Sambil menunggu mimpi berubah menjadi nyata, kita terus mendesak Pemprov untuk memaksimalkan sistem pengoperasian Busway Transjakarta. Pasalnya, sampai hari ini masih ada koridor busway kosong layanan.  (*)

geng motor cuy !!!!!

Geng motor menjadi sorotan akhir-akhir ini. Pengeroyokan melibatkan kelompok pengendara motor dan oknum tentara terjadi hampir tiga pekan terkhir. Polisi dan militer sampai harus menggelar operasi khusus pengendara motor. Data Indonesia Police Watch mengungkapkan setiap tahun lebih dari 60 orang tewas karena ulah geng motor. Tahun lalu sebanyak 65 orang tewas.

Bicara geng motor tentu ingat langkah Kepolisian Bandung. Pada Desember 2010 saking merepotkan, Kepolisian Resor Bandung membubarkan empat geng besar: XTC, Brigezz, GBR, dan Moonraker. Keempat kelompok ini membubarkan diri dalam deklarasi di Lapangan Tegallega, Bandung. Mereka berubah menjadi organisasi kemasyarakatan dan klub otomotif resmi. Di lapangan ceritanya lain. XTC, geng terbesar, masih sulit dibubarkan. Pada Mei 2011, anggotanya di Bogor ditangkap karena menyerang dan merusak.

Dari sekian banyak geng motor Jakarta dan Bandung, berikut kelompok paling ditakuti.

Y-GEN atau Young Generation

Punya slogan “Don’t Make Us Angry”. Geng ini berdiri sejak tahun 1990-an cukup di Jakarta. Pengalaman pengguna motor di milis-milis menyebut Y-Gen tidak ubahnya kelompok begal motor. Biasanya mereka konvoi puluhan hingga ratusan motor setelah lewat jam 12 malam. Dimulai dari sekitar markas Y-Gen di daerah Tanjung Priok, dilanjutkan ke Sunter Mall, Kemayoran,  Yos Sudarso, Senayan, Sudirman, Kuningan, Menteng, Senen, Pramuka, kembali ke Priok Konvoi Y-Gen biasanya juga masuk Tol Plumpang. Banyak cerita, jika Y-Gen konvoi lebih baik menghindar. Pengalaman motor yang dibegal ketika iring-iringan klub motor harus berpapasan dengan Y-Gen, motor langsung diambil paksa.

Ciri geng motor Y-Gen tidak safety riding alias konvoi tanpa pakai helm dan spion serta mematikan lampu. Usia anggota Y-Gen rata-rata ABG usia SMP-SMA. Motor anggota geng beda dengan klub motor, Y-Gen mengendarai bermacam merek. Namun, mesin sudah ditrondol dengan suara knalpot racing. Jika sedang konvoi, kelompok ini tidak takut pada polisi. Beberapa komunitas biker mempunyai pengalaman melihat kawanan geng Y-Gen merampok pengendara mobil yang sedang parkir tanpa bisa dicegah polisi.

PACINKO

Sebutan tenar Pasukan Cina Kota. Geng beranggotakan kebanyakan anak keturunan Tionghoa yang didirikan John Indo. Era tahun 70-80-an, Pacinko ditakuti geng-geng motor. Anggota Pacinko sekarang sudah uzur, tetapi melahirkan geng-geng motor lain. Sebut saja Gamshi atau Gabungan Anak Muda berprestasi yang jago ngetrek, MGZT (Mangga Besar Anak Ibliz), Hanoman, Aligator, dan Green Eagle. Dari sejumlah geng bentukan Pacinko, hanya Wild Boys yang berbeda. Anggotanya kebanyakan bukan keturunan Tionghoa.

Geng bentukan Pacinko biasanya bermusuhan dengan Y-GEN. Ada juga NSR (Night Sons Racing) yang jelas berkawan dengan Y-GEN. NSR sering konvoi dengan Y-GEN keliling Jakarta. Satu saran bila berpapasan dengan Y-GEN, menghindar.

XTC (Exalt to Coitus)

Artinya kurang lebih menyenangi segala sesuatu tentang seks. Sekarang berganti menjadi Exalt to Creativity. XTC dibentuk sejak 1987 oleh tujuh orang siswa SMA swasta Bandung. Lambang XTC, lebah membawa samurai. Semboyan  XTC : Loe asik gw santai, loe usik gw bantai. Anggota XTC sekitar 5 ribu di Jawa Barat dengan pusat di Bandung.

Untuk menjadi anggota XTC harus mengikuti penggojlogan di Lembang. Biasanya calon akan diuji ketahanan fisik seperti ditendang, diinjak, dan dipukul. Selanjutnya tes mengendarai motor ke rumah tanpa rem. Kegiatan lainnya konvoi, adu balap, dan kriminal seperti penodongan.

Brigezz

Dibentuk 1980,an oleh siswa SMA 7 Bandung dengan singkatan Brigadir Seven. Anggota dan kekuasaan daerah makin luas, tahun 1999 nama berubah menjadi Brigadir Gestapu. Awal mula Brigess hanya adu balap liar, tetapi berubah menjadi tindakan kriminal. Brigezz menguasai Jalan Lengkong Besar dan Kecil, lalu Sudirman. Syarat anggota ketrampilan bermotor diuji dengan mengundang bahaya, minum darah.

Polisi pernah menemukan dokumen tentang doktrin angota Brigezz. Tiga doktirn yaitu seperti musuhi polisi, lawan orang tua, dan berlaku jahat di tengah malam.

GBR (Grab on Road)

GBR juga lahir pada tahun 1989 di SMPN 2 Bandung. Kelompok yang anggotanya mayoritas anak SMP ini mengidentifikasikan diri dengan segala sesuatu yang berbau Jerman. Mereka mengusung bendera berwarna merah-kuning-hitam.

Graber, begitu mereka menyebut dirinya, menguasai sepanjang Jalan Sunda, Sumatera dan sekitarnya. Anggotanya tidak sebanyak XTC dan Brigezz, tetapi ditakuti dan sulit ditaklukkan. Tahun 2005 pernah salah satu markas GBR di Margahayu akan diserang XTC, ditunggu-tunggu XTC tidak kunjung datang, anak-anak GBR langsung yang menyerang markas XTC.

M2R (Moonraker)

Berdiri sejak 1978 dari siswa SMA di Jalan Dago. Moonraker berasal dari film James Bond kala itu. Lambang Moonraker bendera merah putih biru dan gambar kelelawar. Dari segi jumlah Moonraker di bawah Brigezz. Moonraker sebagian besar menguasai daerah Dago dan Dipatiukur.

Menjadi anggota hampir sama dengan geng lain, harus bisa mengendarai motor dari Lembang tanpa rem. Selain itu juga angota baru harus berkelahi dengan senior. Dalam organisasinya terdapat jabatan Panglima Perang, yang mengatur ketika terjadi perang antar geng atau perebutan wilayah.

Perilaku kriminal Moonraker terakhir yang menonjol sewaktu belasan anggotanya menyerang Geng XTC. Satu tewas dengan badan penuh tusukan pada Desember 2011.


sumber : www.tempo.com

Selasa, 10 April 2012

perilaku konsumen ( tugas ke 3)

konsumen

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali (Jawa: kulakan), maka dia disebut pengecer atau distributor.

Prilaku konsumen

Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang

Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal, yang pertama adalah untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli. Kedua, perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik. Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari raya tersebut. Aplikasi ketiga adalah dalam hal pemasaran sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide di antara konsumen. Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.

Pendekatan dalam meneliti perilaku konsumen

Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen. Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretifPendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
Pendekatan kedua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perliku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survey untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen.
Pendekatan ketiga disebut sebagai sains marketing yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan hirarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi, yang dikenal dengan sebutan moving rate analysis.
Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan memberikan pemahaman atas perilaku konsumen dan strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut
Roda analisis konsumen adalah kerangka kerja yang digunakan marketer untuk meneliti, menganalisis, dan memahami perilaku konsumen agar dapat menciptakan strategi pemasaran yang lebih baik.[4] Roda analisis konsumen terdiri dari tiga elemen: afeksi dan kognisi, lingkungan, dan perilaku.
Elemen pertama adalah afeksi dan kognisi. Afeksi merujuk pada perasaan konsumen terhadap suatu stimuli atau kejadian, misalnya apakah konsumen menyukai sebuah produk atau tidak. Kognisi mengacu pada pemikiran konsumen, misalnya apa yang dipercaya konsumen dari suatu produk. Afeksi dan kognisi berasal dari sistem yang disebut sistem afeksi dan sistem kognisi. Meskipun berbeda, namun keduanya memiliki keterkaitan yang sangat kuat dan saling memengaruhi.
Manusia dapat merasakan empat tipe respons afektif: emosi, perasaan tertentu, mood, dan evaluasi. Setiap tipe tersebut dapat berupa respons positif atau negatif. Keempat tipe afeksi ini berbeda dalam hal pengaruhnya terhadap tubuh dan intensitas perasaan yang dirasakan. Semakin kuat intensitasnya, semakin besar pengaruh perasaan itu terhadap tubuh, misalnya terjadi peningkatan tekanan darah, kecepatan pernapasan, keluarnya air mata, atau rasa sakit di perut. Bila intensitasnya lemah, maka pengaruhnya pada tubuh tidak akan terasa.
Sistem kognisi terdiri dari lima proses mental, yaitu: memahami, mengevaluasi, merencanakan, memilih, dan berpikir. Proses memahami adalah proses menginterpretasi atau menentukan arti dari aspek tertentu yang terdapat dalam sebuah lingkungan. mengevaluasi berarti menentukan apakah sebuah aspek dalam lingkungan tertentu itu baik atau buruk, positif atau negatif, disukai atau tidak disukai. Merencanakan berarti menentukan bagaimana memecahkan sebuah masalah untuk mencapai suatu tujuan. Memilih berarti membandingkan alternatif solusi dari sebuah masalah dan menentukan alternatif terbaik, sedangkan berpikir adalah aktifitas kognisi yang terjadi dalam ke empat proses yang disebutkan sebelumnya.
Fungsi utama dari sistem kognisi adalah untuk menginterpretasi, membuat masuk akal, dan mengerti aspek tertentu dari pengalaman yang dialami konsumen. Fungsi kedua adalah memproses interpretasi menjadi sebuah task kognitif seperti mengidentifikasi sasaran dan tujuan, mengembangkan dan mengevaluasi pilihan alternatif untuk memenuhi tujuan tersebut, memilih alternatif, dan melaksanakan alternatif itu.
Besar kecilnya intensitas proses sistem kognitif berbeda-beda tergantung konsumennya, produknya, atau situasinya. Konsumen tidak selalu melakukan aktifitas kognisi secara ekstensif, dalam beberapa kasus, konsumen bahkan tidak banyak berpikir sebelum membeli sebuah produk.
Konsep Elastisitas


Elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah variabel
dengan perubahan variable lainnya.

Definisi lain, elastisitas mengukur seberapa besar kepekaan atau reaksi konsumen
terhadap perubahan harga.

Konsep elastisitas ini digunakan untuk meramalkan apa yang akan barang/jasa dinaikkan.Pengetahuan mengenai seberapa dampak perubahan harga terhadap permintaan sangatlah penting. Bagi produsen, pengetahuan ini digunakan sebagai pedoman seberapa
besar ia harus mengubah harga produknya. Hal ini sangat berkaitan dengan seberapabesar penerimaan penjualan yang akan ia peroleh. Sebagai contoh, anggaplah biaya
produksi sebuah barang meningkat sehingga seorang produsen terpaksa menaikkan harga
jual produknya. Menurut hukum permintaan, tindakan menaikkan harga ini jelas akan
menurunkan permintaan. Jika permintaan hanya menurun dalam jumlah yang kecil,
kenaikan harga akan menutupi biaya produksi sehingga produsen masih mendapatkan
keuntungan. Namun, jika peningkatan harga ini ternyata menurunkan permintaan demikian
besar, maka bukan keuntungan yang ia peroleh. Hasil penjualannya mungkin saja tidak
dapat menutupi biaya produksinya, sehingga ia menderita kerugian. Jelas di sini bahwa
produsen harus mempertimbangkan tingkat elastisitas barang produksinya sebelum
membuat suatu keputusan. Ia harus memperkirakan seberapa besar kepekaan konsumen
atau seberapa besar konsumen akan bereaksi jika ia mengubah harga sebesar sepuluh
persen, dua puluh persen, dan seterusnya.
Besar kecilnya kepekaan tersebut dapat dilihat dari besarnya angka koefisien elastisitas
atau indeks elastisitas.

4 konsep elastisitas yang umumnya dipakai  dipakai dalam teori ekonomi mikro

1. Elastisitas harga permintaan (Ed)
2. Elastisitas harga penawaran (Ws)
3. Elastisitas silang (Ec)
4. elastisitas pendapatan (Ey)

-       Elastisitas Harga Permintaan

Digunakan untuk mengetahui besarnya perubahan jumlah barang yang diminta
akibat adanya perubahan harga barang itu sendiri.

KRITERIA UKURAN
Ed > 1 : Elastis
Ed < 1  : In Elastis
Ed = 1 : Unitary
Ed = 0 : In Elastis Sempurna
Ed = ~ : Elastis Sempurna

Hal-Hal Yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan

1. Tingkat kemudahan barang yang bersangkutan untuk di gantikan oleh barang yang lain.
2. Besarnya proporsi pendapatan yang digunakan.
3. Jangka waktu analisa.
4. Jenis barang

-        ELASTISITAS PENAWARAN

Elastisitas Penawaran mengukur besarnya prosentase perubahan jumlah
barang yang di tawarkan akibat adanya perubahan harga barang yang bersangkutan.jika
elastisitas permintaan kuantitasnya adalah kuantitas yang diminta dan elastisitas
penawaran kuantitasnya adalah kuantitas yang di tawarkan.rumus elastisitas penawaran
tersebut adalah sebagai berikut (elastisitas busur):
   Q2 – Q1
          ½ (Q2+Q1)
 Es =
     P2 – P1
           ½ (P2 + P1)
        ∆Q
½ (Q1+Q2)
Es =
        ∆P
½ (P1+P2)
-            
   ELASTIS SILANG

Untuk mengukur besarnya kepekaan permintaan suatu barang jika harga barang
lain yang berubah, yaitu harga barang yang ada kaitanya dengan  barang tersebut yang
berupa barang komplementer dan dapat berupa barang subtitusi.
        
    QX2 – QX1
          ½ (QX1 + QX2)
Ec=
              PY2  - PY1
          ½ (PY1 + PY2)