Pages

Kamis, 25 November 2010


Cybernetik System

Cyber: Kependekan dari kata cybernetic, yakni sistem kontrol dan komunikasi yang memungkinkan feedback atau umpan balik. Kata cybernetic berasal dari bahasa Yunani yang berarti pengendali atau pilot. Bidang ini menjadi disiplin ilmu komunikasi yang berkaitan dengan mengontrol mesin komputer. Istilah ini dipakai pertama kali oleh Louis Couffignal tahun 1958. Kini istilah cyber berkembang menjadi segala sesuatu yang berhubungan dengan internet, kecerdasan buatan dan jaringan komputer.


Istilah “cybernetic” pertama kali dipopulerkan oleh Norbert Wiener, seorang ilmuwan dari Massachussets Institute of Technology (MIT), untuk menggambarkan kecerdasan buatan (artificial intelligence). Istilah sibernetik digunakan untuk menggambarkan cara bagaimana umpan balik (feedback) memungkinkan berlangsungnya proses komunikasi. Penelitian Wiener dimulai ketika ia mengembangkan sistem anti tembakan pesawat terbang (antiaircraft firing system). Dalam penelitian ini, Wiener mengemukakan konsep umpan balik (feedback) yang menjadi dasar sibernetik, yang melihat komunikasi sebagai lingkaran yang menghubungkan bagian terpisah dari suatu sistem, misal sistem komputer, sistem keluarga, sistem organisasi, ataupun sistem media. Sibernetik awal (early cybernetic) memfokuskan diri pada penyelidikan atas proses mekanisme umpan balik kausal yang terjadi secara sirkular (circular causal feedback mechanisms) dan aplikasi serta prinsip yang mendasari mekanisme tersebut. Sibernetik generasi kedua ditandai pemikiran Heinz von Foerster. Ia menggeser fokus penelitian sibernetik, dari sebelumnya yang berorientasi kepada sistem yang dapat diobservasi, ke penelitian yang lebih jelas dan mendalam, serta memfokuskan diri kepada obervasi itu sendiri.
PEMODELAN PRAKTIK SIBERNETIKA
Aktivitas untuk mewujudkan sistem sibernetik merupakan praktik sibernetika. Penelitian, otomatisasi, atau aktivitas intelektual lainnya; adalah bentuk-bentuk praktik sibernetika. Interaksi manusia/mesin adalah deskripsi yang lebih spesifik dari praktik sibernetik. Praktik sibernetika memanifestasikan perilaku teleologis (yakni perilaku bertujuan) ke dalam mesin. Di lain sisi, praktik sibernetika mendorong manusia untuk memahami dan memaknai performansi mesin; sehingga manusia dapat meningkatkan kemampuannya. Praktik bersisi dua ini mengkontekstualisasikan interaksi manusia/mesin, sehingga dihasilkan performansi bersama yang lebih produktif. Namun demikian, masalah-masalah seperti : konflik, penguatan ketidakpastian, jurang komunikasi dan berbagai eksternalitas lainnya; senantiasa menyertai pencapaian-pencapaian tersebut. Dalam hal tersebut, praktik sibernetika memberikan kemajuan dan sekaligus juga menghasilkan lebih banyak eksternalitas. Lalu, bagaimana keterkaitan antara kemajuan dan eksternalitas tersebut dapat dipahami ?

Suatu pendekatan baru, yakni pendekatan Teori Jejaring-Aktor, menawarkan piranti deskripsi dan analisis bagi interaksi manusia/mesin. Dengan menggunakan pendekatan Teori Jejaring-Aktor, dilakukan studi awal atas praktik sibernetika; yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis keterkaitan antara kemajuan dan eksternalitas. Studi teoritis atas proses mendesain sistem kontrol, dan studi kasus atas penelitian multidisiplin pemonitoran dan pengontrolan bioproses dilakukan. Berdasarkan kedua studi ini, dibangun model hipotetik dan model empirik. Kedua model saling dibandingkan dan dianalisis, sehingga dihasilkan deskripsi atas hubungan antara kemajuan dan eksternalitas. Hasil-hasil dari studi awal ini adalah :
1. Regulasi atas variasi keadaan membutuhkan daftar kemungkinan keadaan dan keadaan yang diinginkan; bagaimana daftar ini disusun dan didefinisikan, mencerminkan lintasan perjalanan dari praktik sibernetika.
2. Kemajuan yang berkesinambungan hanya mungkin berlangsung apabila regulasi dari variasi keadaan didefinisikan, yang berarti dihasilkannya eksternalitas. Eksternalitas ini memungkinkan praktik sibernetika untuk melanjutkan pengembangan bagi kesinambungan kemajuan. Proses rekursif ini dideskripsikan melalui pendekatan Jejaring-Aktor.
3. Interaksi dari berbagai praktik sibernetika hanya mungkin berlangsung ketika tiap-tiap praktik saling mengadopsi eksternalitas yang dihasilkan oleh praktik lainnya, dan mentransformasikannya menjadi kemajuan melalui pelibatan berbagai elemen baru. Hal ini mengungkap bahwa hubungan antara kemajuan dan eksternalitas mencerminkan karakteristik interkoneksi sistem-sistem sibernetik.

Berikut ini adalah 7 tradisi dalam teori komunikasi:
1. Tradisi Semiotik
Dalam Littlejohn disebut secara lebih rinci landasan teoritis dari kalangan ahli linguistik seperti Ferdinand de Saussure, Charles S. Pearce, Noam Chomsky, Benjamin Whorlf, Roland Barthes, dan lainnya. Mencoba membahas tentang hakekat simbol. Jadi terdapat banyak teori komunikasi yang berangkat dari pembahasan seputar simbol. Keberadaan simbol menjadi penting dalam menjelaskan fenomena komunikasi.Simbol merupakan produk budaya suatu masyarakat untuk mengungkapkan ide-ide, makna, dan nilai-nilai yang ada pada diri mereka. Mengkaji aspek ini merupakan aspek yang penting dalam memahami komunikasi.Teori-teori komunikasi yang berangkat dari tradisi semiotik menjadi bagian yang penting untuk menjadi perhatian. Analisis-analisis tentang iklan, novel, sinetron, film, lirik lagu, video klip, fotografi, dan semacamnya menjadi penting.
Tradisi Semiotika itu sendiri terbagi atas tiga Varian yaitu
Semantic (bahasa) merujuk pada bagaimana hubungan antara tanda dengan objeknya atau tentang keberadaan dari tanda itu sendiri. sintagmatic atau kajian tentang hubungan antar tanda . tanda hampir tidak dapat berdiri sendiri. Dan yang terakhir paradigmatic yang melihat bagaiman sebuah tanda membedakan antara satu manusia dengan yang lain atau sebuah tanda bisa saja dimaknai berbeda oleh masing masing orang sesuai dengan latar belakang budayanya.

2. Tradisi Fenomenologi
Inti tradisi fenomenologi adalah mengamati kehidupan dalam keseharian dalam suasana yang alamiah. Tradisi fenomenologi dapat menjelaskan tentang khalayak dalam berinteraksi dengan media. Demikian pula bagaimana proses yang berlangsung dalam diri khalayak. Beberapa Kajian tentang proses resepti (reception studies) yang berlangsung dalam diri khalayak menjadi penting. Maka proses resepsi sangat ditentukan oleh factor nilai-nilai yang hidup dalam diri khalayak tersebut. Pendekatan etnografi komunikasi menjadi penting diterapkan dalam tradisi ini. Adapun Varian dari tradisi Fenomonologi ini adalah Fenomonelogi Klasik dipelopori oleh Edmund Husserl penemu Fenomenologi Modern Husserl percaya kebenaran hanya bisa didapatkan melalui pengarahan pengalaman, tapi kita harus bagaimana pengalaman kita bekerja. Dengan kata lain kesadaran akan pengalaman dari setiap individu. kemudian Fenomenologi Persepsi berlawanan dengan Husser yang membatasi fenomenologi pada objektivitas dan yang terakhir adalah Fenomenologi Hermeneutik aliran ini selalu dihubungkan dengan Martin Heidegger dengan landasan filosofis yang juga biasa disebut dengan Hermeneutic of dasein yang berarti suatu “interpretasi untuk menjadi”.

3. Tradisi Cybernetik
Tradisi ini berkaitan dengan proses pembuatan keputusan. Tradisi cybernetik berangkat dari teori sistim yang memandang terdapatnya suatu hubungan yang saling menggantungkan dalam unsur atau komponen yang ada dalam sistim. Hal lain yang penting adalah sistim dipahami sebagai suatu sistim yang bersifat terbuka sehingga perkembangan dan dinamika yang terjadi dilingkungan akan diproses didalam internal sistim. proses resepsi terhadap pesan yang berlangsung dalam diri khalayak. Adapun varian dari Tradisi Cybernetic ini adalah : Basic System Theory, ini adalah fromat dasar , pendekatan ini melukiskan seperti sebuah struktur yang nyata dan bisa di analisa dan diamati dari luar. Yang kedua adalah General System Theory System ini menggunakan prinsip untuk melihat bagaiaman sesuatu pada banyak bidang yang berbeda menjadi selaras antara satu dengan yang lain. Dan yang ketiga adalah Second Order Cybernetic dikembangkan sebagai sebuah alternative dari dua tradisi Cybernetic sebelumnya. Second order Cybernetic membuat pengamat tak dapat melihat bagaimana sebuah system bekerja di luar dengan sendirinya.

4. Sosial Psikologi
Berangkat dari Ilmu Psikologi terutama aliran behavioral. perhatian pada perubahan sikap (attitude). Hubungan media dan khalayak tentunya akanmenyebabkan terjadinya perubahan sikap. Media menjadi stimulus dari luar diri khalayak yang akan menyebabkan terjadinya perubahan sikap.Kasus lain seperti komunikasi persuasi. Pengaruh komunikator terhadap perubahan sikap khalayak. Teori-teori yang berangkat dari psikologi sosial ini juga dapat menjelaskantentang proses-proses yang berlangsung dalam diri manusia dalam proses komunikasi yakni ketika proses membuat pesan dan proses memahami pesan. Manusia dalam proses menghasilkan pesan melibatkan proses yang berlangsung secara internal dalam diri manusia seperti proses berfikir, pembuatan keputusan, sampai dengan proses menggunakan simbol. Demikian pula dalam proses memahami pesan yang diterima, manusia juga menggunakan proses psikologis seperti berfikir, memahami, menggunakaningatan jangka pendek dan panjang hingga membuat suatu pemaknaan. Pendekatan psikologi sosial memberi perhatian terhadap aspek diri manusia. Proses komunikasi manusia merupakan proses yang berlangsung dalam diri manusia. Beberapa konsep penting disini dapat disebutkan seperti judgement, prejudice, anxienty, dan sebagainya. Adapun Varian dari Tradisi ini adalah : Behavioral Tipikal dari teori ini adalah kepada hubungan apa yang kita katakana dan apa yang kita lakukan. Kemudian Koginitif cabang ini cukp banyak digunakan saat ini berpusat pada pola pemikiran cabang ini berkonsentrasi pada bagaimana individu memperoleh, menyimpan dan memproses informasi dengan cara yang arah tingkah laku yang keluar . kemudian biological cabang ini berupaya mempelajari manusia dari sisi biologikalnya

5. Tradisi Sosial Kultural
Tradisi sosial budaya berangkat dari kajian antropologi. Bahwa komunikasi
berlangsung dalam kontek budaya tertentu karenanya komunikasi dipengaruhi dan kebudayaan suatu masyarakat. Konsep kebudayaan yang dirumuskan Clifford Geertz tentu saja menjadi penting. Media massa, atau individu ketika melakukan aktivitas komunikasi ikut ditentukan faktor-faktor situasional tertentu. Beberapa figur penting disini adalah James Lull, Geertz, Erving Goffman, George H. Mead, dan sebagainya.
Adapun varian dari Tradisi ini adalah : Interaksi symbolic merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam ilmu sosiologi oleh George Herbert Mead dan ZHerbert Blumer yang menekankan pentingnya pengamatan dalam studi komunikasi sebagai cara untuk dari menyelidiki hubungan sosial. Konstruksi Sosial pada cabang ini menginvestigasi bagaimana
pengetahuan manusia dikosntruksi melalui interaksi sosial. Dan yang terakhir Sosial Linguistik Ludwig Wittgenstein seorang filosof Jerman bahwa arti dari bahasa tergantung pada penggunaannya.

6. Tradisi Kritis
Tradisi ini berangkat dari asumi teori-teori kritis yang memperhatikan terdapatnya kesenjangan di dalam masyarakat. Proses komunikasi dilihat dari sudut kritis. Bahwa komunikasi disatu sisi telah ditandai dengan proses dominasi oleh kelompok yang kuat atas kelompok masyarakat yang lemah. Pada sisi lain, aktifitas komunikasi mestinya menjadi proses artikulasi bagi kepentingan kelompok masyarakat yang lemah. Tradisi ini dapat menjelaskan baik lingkup komunikasi antar personal maupun komunikasi bermedia. Tradisi ini tampak kental dengan pembelaan terhadap kalangan yang lemah. Komunikasi diharapkan berperan dalam proses transformasi masyarakat yang lemah.
adapun Varian dari Tradisi ini adalah : marxisme merupakan peletak dasar dari tradisi kritis ini . Marx mengajarkan bahwa ekonomi merupakan dasar dari segala struktur sosial. Kemudian Kritik Politik ekonomi pandangan ini merupakan revisi terhadap Marxisme yang dinilai terlalu menyederhanakan realitas kedalam dua kubu yaitu kalangan penguasa dan kalangan tertindas berdasarkan kepentingan ekonomi. aliran Frankfurt Aliran ini memperkenalkan bahwa aliran kritis . dalam rangka mempromosikan suatu filosofi sosial teori kritis mampu menawarkan suatu interkoneksi dan pengujian yang menyeluruh perubahan bentuk dari masyarakat, kultur ekonomi, dan kesadaran. Posmodernisme Ditandai dengan sifat relativitas, tidak ada standarisasi nilai, menolak pengetahuan yang sudah jadi dan dianggap sebagai sesuatu yang sakral . Cultural studies memusatkan pada perubahan sosial dari tempat yang menguntungkan dari kultur itu sendiri. Post strukturalis yakni pandangan yang memandang realitas merupakan
sesuatu yang komplek dan selalu dalam proses sedang menjadi. Post Colonial mengacu pada semua kultur yang dipengaruhi oleh proses imperial dari masa penjajahan sampai saat ini.

7. Tradisi Retorika
Tradisi retorika memberi perhatian pada aspek proses pembuatan pesan atau simbol. Prinsip utama disini adalah bagaimana menggunakan simbol yang tepat dalam menyampaikan maksud. yang berkaitan dengan proses pembuatan pesan (message production) Tradisi retorika dapat menjelaskan baik dalam kontek komunikasi antar personal maupun komunikasi massa. Sepanjang memberi perhatian terhadap bagaimana prosesproses merancang isi pesan yang memadai sehingga proses komunikasi dapat berlangsung secara efektif. Faktor-faktor nilai, ideologi, budaya, dan sebagainya yang hidup dalam suatu organisasi media atau dalam diri individu merupakan faktor yang menentukan dalam proses pembuatan pesan. Bahwa pesan dihasilkan melalui proses yang melibatkan nilai nilai, kepentingan, pandangan hidup tertentu dari manusia yang menghasilkan pesan.
Adapun varian dari tradisi ini dapat dibagi menajdi beberapa era yaitu Era Klasik, Abad Pertengahan, Renaissance, Pencerahan , kontemporer dan postmodernesme: era klasik di mana terjadi pertarungan antara dua aliran yaitu sophis dan filosof yang mana aliran sophis beranggapan bagaimana kita dapat berargumen untuk memenangkan suatu perkara melalui retorika tidak peduli apakh itu benar atau tidak dan berlawanan dengan aliran filosif yang menganggap bahwa Retorika hanya digunakan untuk berdialog untuk mendapatkan kebenran yang absolute. Era Abad pertengahan Abad Pertengahan study tentang retorika berfokus pada pengaturan
gaya . namun retorika pada abad pertengahan dicela sebab dianggap sebagai ilmu kaum penyembah berhala dan tidak perlu dipelajari sebab agama Kristen dapat memperlihatkan kebenarannya dengan sendiri. Era Renaissance Renaissance masa ini dianggap sebagai kelahiran kembali retorika sebagai suatu seni. Masa Pencerahan retorika menjadi sarana untuk mengetahui suatu atau menyampaikan suatu kebenaran. Hal ini menjadikan retorika kembali menjadi citra yang baik seperti saat ini. Era Kontemporer era ini ditandai dengan pemanfaatn media massa untuk menyampaikan suau pesan baik secara verbal maupun visual pada media massa. Postmodernisme Aliran ini merupakan alternative yang dimulai dari asumsi yang berbeda, nilai nilai acuan yang berbeda, untuk menghasilkan suatu retorika yang berbeda pula.\


Tradisi Cybernetik

Tradisi ini berkaitan dengan proses pembuatan keputusan. Tradisi cybernetik berangkat dari teori sistim yang memandang terdapatnya suatu hubungan yang saling menggantungkan dalam unsur atau komponen yang ada dalam sistim. Hal lain yang penting adalah sistim dipahami sebagai suatu sistim yang bersifat terbuka sehingga perkembangan dan dinamika yang terjadi dilingkungan akan diproses didalam internal sistim.

Teori informasi berada dalam kontek ini. Demikian pula konsep feedback menjadi penting dalam hal ini. Perkembangannya dapat pula disebut teori-teori yang dikembangkan dari teori informasi seperti yang dilakukan Charles Berger untuk komunikasi antar personal dan Guddykunt untuk komunikasi antar budaya.

Contoh lain adalah proses pembuatan kebijakan publik oleh lembaga pemerintahan dimana tradisi cybernetic dapat menjelaskan. Terdapat proses sosialisasi untuk mendapatkan feedback dari publik sebelum suatu kebijakan ditetapkan secara permanen.

Tentu saja teori-teori proses pembuatan keputusan didalam diri individu juga dapat dijelaskan dari tradisi cybernetik. Tidak bisa dipungkiri tradisi cybernetic yang berangkat dari Norbert Wiener ini dan dikombinasikan dengan Shannon – Wiever menjadi penting sebagai salah satu tradisi dalam kajian komunikasi. Demikian pula proses resepti terhadap pesan yang berlangsung dalam diri khalayak. Pada hakekatnya khalayak merupakan sebuah sistim, maka sebuah pesan yang diterima dari luar merupakan stimulus yang kemudian diolah lagi dengan informasi lain yang sudah ada dalam diri seseorang.

Beberapa figur penting disini adalah Wiener, Shannon-Weaver, Charles Berger, Guddykunts, Karl Deutch, dan sebagainya.

Wulan nurfadilah sulistiani
18110578
1ka21

1 komentar: