Didera kemacetan lalu lintas siang-malam di jalan raya juga bisa terkena gangguan jiwa. Perhatikan saja bila sedang berada di tengah kemacetan, lalu ada pengendara membunyikan klakson berulang-ulang. Dapat kita maklumi yang bersangkutan sedang kehilangan akal sehatnya alias stres.
Menyikapi upaya pemerintah pusat dan Pemprov DKI Jakarta bersama investor membagun mass rapit transit (MRT), subway atau kereta bawah tanah, tanpa basa basi kita dukung 100 persen! Bila disodorkan pilihan membangun tol baru dalam kota, maka dengan tegas menyatakan tidak karena kita memilih subway!
Tol bukan jaminan lalu lintas bisa lancar. Buktinya, sejak Jakarta dilengkapi tol, kemacetan makin menyeruak di mana-mana. Banyak orang terangsang memiliki kendaraan pribadi. Implikasinya luas. Negara tahun ini menanggung beban Rp 100 triliun hanya untuk menyubsidi pembelian BBM. Pemilik mobil paling banyak menikmati subsidi BBM.
Gubernur Fauzi Bowo kemarin menyetujui prinsip pembangunan subway. Tender dokumen digelar pertengahan 2011, sedangkan pengerjaan fisiknya mulai 2012. Pembangunan subway tahap I, rute Lebak Bulus-Hotel Indonesia dilengkapi 13 stasiun. 7 Stasiun berada dipermukaan tanah yakni di Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, H. Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja. Stasiun di bawah tanah terletak di sekitar Masjid Al-Azhar, Istora Senayan, Bendungan Hilir, Setia budi , Dukuh Atas dan Bundaran Hotel Indonesia.
Tahap II, subway dibangun menghubungkan Stasiun Bundaran Hotel Indonesia dengan kawasan Kota Tua, Beos. Pada bagian lain pemerintah pusat kerjasama dengan Jepang juga membangun subway Bodetabek yang koneks dengan subway di Jakarta.
Sambil menunggu mimpi berubah menjadi nyata, kita terus mendesak Pemprov untuk memaksimalkan sistem pengoperasian Busway Transjakarta. Pasalnya, sampai hari ini masih ada koridor busway kosong layanan. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar